Pompa Rusak, Pelaku Usaha Sentra Industri Teritip Terkendala Air

Selasa 19-11-2019,18:54 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Tandon tempat persediaan air bersih yang digunakan untuk produksi Industri Kecil Menengah. (Ferry Cahyanti/ Disway Kaltim)

Balikpapan, DiswayKaltim.com – Kerusakan pompa air di kawasan Sentra Industri Teritip menyebabkan para pelaku usaha kesulitan mendapatkan air bersih. Akibatnya, proses poduksi menjadi terhambat.

“Kami terpaksa mengangkut air dengan ember untuk keperluan MCK dan produksi,” kata Nur Emirsyah, pekerja BDS Snack.

Sehari-hari, Nur Emirsyah bisa puluhan kali mengambil air dari tempat penampungan guna keperluan produksi makanan ringan. Hal ini membuat proses produksi tidak efektif dan memakan waktu lebih lama.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di sentra industri ini, pemerintah sudah membangun penampungan dari sumur air tanah. Biasanya, dari tempat penampungan air dipompa dialirkan ke rumah-rumah produksi. Akan tetapi dalam beberapa hari ini, pompa tersebut rusak. “Jadinya kami yang produksi di sini mengangkut air secara manual,” imbuh Nur.

Namun dia mendengar pemerintah akan memperbaiki pompa tersebut dan membuat saluran air ke rumah produksi. “Katanya akan diubah lagi penyaluran airnya,” jelas pria asal Jawa Timur itu.

Rumah produksi yang disediakan pemerintah ini telah ditempati sekitar dua tahun ini. Karena tidak ada fasilitas untuk tempat tinggal, “Usai produksi dari pagi sampai sore, kami langsung pulang,” imbuh Nur Emirsyah.

Sebagai pusat produksi, dia mengakui sentra industri punya lokasi yang strategis. Maksudnya, pelaku usaha bisa mendapatkan panas yang ideal. Karena itu, sentra industri ini cocok dengan usaha yang dijalankan.

BDS Snack memproduksi aneka olahan kerupuk dengan bahan baku ikan belida. Saban hari mereka memproduksi kerupuk belida sebanyak 25-35 kilogram. “Rencananya semua produksi akan dipindah ke sini (jika fasilitas sudah baik),” bilang Nur sembari menjemur kerupuk di bawah terik.

Terkait dengan keluhan air bersih, Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Balikpapan Doortje Marpaung mengungkapkan masih koordinasi dengan PDAM. “Tahun 2020 nanti ada alternatif sumber air dari PDAM. Sedangkan dinamo dalam perbaikan,” ulasnya.

Ia menambahkan, saat ini ada tiga pelaku IKM yang sudah melakukan produksi penuh di sentra industri dan sebagian lagi belum semuanya melakukan produksi secara efektif. “Yang sudah penuh berproduksi ada tiga, dan yang belum belum full juga ada. Sudah kita ingatkan jika tidak segera operasi akan dipertimbangkan untuk digunakan oleh IKM lain yang siap di lokasi sentra,” pungkasnya.

Produksi Menurun

Selain masalah air, pelaku usaha menghadapi masalah lain. Mereka mengalami kesulitan meningkatkan pemasaran. Alih-alih menambah produksi, banyak pelaku usaha mengurangi produksi terimbas krisis. “Saya tidak tahu berapa banyak penurunannya. Tapi perkiraan lebih dari 40 persen,” kata Nur.

Berbagai upaya sudah ditempuh pelaku usaha, di antaranya dengan membuka pemesanan melalui website, memanfaatkan media sosial, sampai menjual dagangan di marketplace. “Tapi ya belum begitu mendongkrak penjualan,” imbuh dia.

Penurunan akibat diberlakukannya kebijakan bagasi berbayar, serta dibukanya bandara APT Pranoto di Samarinda. “Jumlah kunjungan pasti berpengaruh. Yang bawa oleh-oleh juga mengurangi,” tandasnya.

Namun demikian hingga kini pihaknya sangat optimis dengan diputuskannya pemindahan ibu kota negara di Kaltim akan berdampak juga pada ekonomi daerah, khususnya Balikpapan. (fey/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait