Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Tertinggi di Pulau Kalimantan

Minggu 17-11-2019,20:06 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Tutuk SH Cahyono. (Dok. Disway Kaltim)

Samarinda, DiswayKaltim.com – Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Kaltim Tutuk SH Cahyono menyoroti pertumbuhan ekonomi Kaltim.

Yang tumbuh 6,89 persen (year on year/yoy) pada triwulan III 2019. Dalam rilis terbarunya kepada awak media. Dibandingkan provinsi di Pulau Kalimantan, Kaltim tercatat memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di triwulan III 2019.

Kalimantan Tengah tumbuh 5,31 persen, Kalimantan Barat 4,95 persen, Kalimantan Selatan 4,01 persen, dan Kalimantan Utara 1,25 persen.

Tutuk menilai, pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi sektor eksternal yang membaik. Di tengah harga komoditas global yang menurun.

Berdasarkan lapangan usaha, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 11,46 persen (yoy). Di sisi pengeluaran, ekspor tumbuh 1,94 persen (yoy).

Ia menilai, kinerja sektor pertambangan didorong kenaikan produksi. Yang didukung cuaca yang kondusif. Juga penyaluran kredit pertambangan yang tumbuh 13,20 persen (yoy) pada September 2019.

“Di samping itu, kenaikan produksi tersebut diperkirakan sebagai upaya antisipatif para pengusaha batu bara. Dalam menghadapi tren penurunan harga batu bara di pasar internasional,” sebut Tutuk.

Sejalan dengan kenaikan produksi batu bara, ekspor ke India dan Tiongkok pun naik 15,24 persen (yoy). Restriksi impor batu bara yang dilakukan pemerintah Tiongkok belum berdampak bagi Kaltim.

Lebih jauh, Tutuk mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Kaltim yang relatif signifikan didukung kinerja lapangan usaha industri pengolahan. Yang tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan II 2019.

Meski secara tahunan harga crude palm oil (CPO) masih turun. Kenaikan produksi mampu menutupinya. Kenaikan volume ekspor CPO pada triwulan III 2019 mencapai 25,17 persen (yoy).

“Ini sejalan dengan masih terjaganya permintaan CPO dunia. Seiring pula dengan penurunan tarif impor CPO Indonesia. Dan pembatasan impor India dari Malaysia akibat ketegangan politik,” sebutnya.

Dari sisi perbankan, kredit Kaltim pada triwulan III 2019 berdasarkan lokasi proyek tumbuh 8,43 persen (yoy). Penyaluran kredit tersebut lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Yang tumbuh 9,50 persen (yoy). Sementara di sisi pembayaran tunai, tercatat net outflow uang kartal di Kaltim Rp 1,18 triliun. Sedangkan inflow Rp 1,03 triliun.

“Kondisi outflow atau inflow yang relatif tinggi ini salah satunya dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan ekonomi. Menghadapi periode HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional). Untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat,” jelas Tutuk. (qn/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait