Ngopi Sore Songsong HUT Kaltim, Dari Perda Penyiaran hingga Pemerataan

Minggu 08-01-2023,22:42 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Menyongsong HUT Pemprov Kaltim yang ke-66, Program Podcast Ngopi Sore garapan Diskominfo Kaltim menghadirkan anggota KPID Kaltim dan praktisi media, Jumat (5/01/2023). Bahasannya melihat perkembangan Kaltim dari sisi sudut pandang media.

Acara yang dipandu Vika Ravenska itu menghadirkan Koordinator Bidang PS2P Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kaltim Hajaturamsyah dan Devi Alamsyah dari Disway Kaltim. Hajat menyoroti nasib siaran digital di Bumi Etam. Katanya masih sangat tertinggal. Tak cuma di Kaltim tapi juga Indonesia secara keseluruhan.  "Indonesia di ASEAN saja sudah sangat ketinggalan. Malaysia siarannya sudah digital," katanya. Menurutnya, dampak positif siaran digital adalah frekuensi yang dipakai untuk televisi bisa sangat hemat. Itu sangat signifikan. Katanya, satu frekuensi dengan format digital bisa digunakan oleh delapan saluran televisi. Lebih hemat. Contoh nyata lain adalah acara Upin dan Ipin yang bisa leluasa disaksikan merupakan hasil kajian berbasis digital. Dengan siaran digital masyarakat bebas menikmati konten yang lebih kreatif dan lebih inovatif. "Masyarakat harus percaya ketika kita sudah terbuka untuk itu, maka akan berpeluang tumbuh lembaga penyiaran baru," imbuhnya. Hajaturamsyah menambahkan, saat ini ada 20 sampai 22 slot multipleksing (MUX) bagi lembaga penyiaran (LP) yang mau menggunakannya. Dengan satu multipleksing (MUX) dalam migrasi TV digital, dapat disiarkan hingga dua belas program siaran secara bersamaan. Mux sendiri ujarnya merupakan platform yang disiapkan pemerintah untuk lembaga penyiaran swasta. "Sekarang masih banyak ruang frekuensi yang nganggur. Pengusaha tidak perlu bangun tower lagi, cukup siapkan sewa Mux". Hajat juga menyampaikan rencana KPID Kaltim untuk mengusulkan Perda Penyiaran. Alasannya, dengan pelaksanaan migrasi dari analog ke digital memunculkan peluang baru. Termasuk potensi pendapatan bagi daerah. "Saat ini kami sedang susun naskah akademik untuk menyusun draft perda. Kami menggandeng beberapa dosen komunikasi atau yang bidang terkait penyiaran dari beberapa fakultas," jelas Hajar. Sementara itu Devi Alamsyah menyampaikan perkembangan kemajuan Kalimantan Timur yang dianggapnya relatif cepat. Apalagi nantinya dengan kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dari pertumbuhan ekonomi selepas pandemi, kata Devi, pertumbuhan ekonomi Kaltim juga cukup signifikan kendati ada beberapa catatan. "Saya lihat dari riset bank Indonesia kalau secara pertumbuhan ekonomi ya. Ternyata kaltim triwulan tiga naik terus dari triwulan pertama. Sekarang naik sampai 5,2 persen. Faktornya ditopang harga batu bara lagi naik naiknya," terangnya. Namun tidak hanya itu, kinerja pemerintah dalam hal ini belanja pemerintah juga menjadi indikator penopang pergerakan ekonomi Kaltim. Catatannya, pertumbuhan ekonomi itu juga disertai inflasi yang naik pula. Angkanya 5,6 persen. Lebih tinggi dari angka pertumbuhannya. Ini menjadi PR Pemprov Kaltim. Karena berarti tingkat kemahalannya juga tumbuh. Selain itu, Devi juga menyoroti masih belum meratanya pembangunan infrastruktur hingga ke daerah. Seperti di Kutai Timur dan di Kubar-Mahulu infrastruktur khususnya jalan masih jauh dari harapan. (dey/dah)  
Tags :
Kategori :

Terkait