Kurangi Dulu Makan Pedas, Harga Cabai di Kutim Bikin Pangling

Senin 27-12-2021,21:43 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Kutim, nomorsatukaltim.com – Dalam sepekan ini terjadi lonjakan harga untuk komoditas cabai dan telur di Kutim. Penyebabnya karena terhambatnya pasokan menuju Kutim. Harga di daerah asal juga sudah tinggi akibat ketersediaan yang menipis akibat gagal panen.

Diketahui harga harga cabai dan telur di Pasar Induk Sangatta pekan ini melonjak tajam. Harga cabai naik mencapai Rp 40 ribu per kilogram. Dari sebelumnya Rp 80 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 120 ribu per kilogram. Sedangkan telur naik Rp 12 ribu per piring. Kini per piringnya tembus seharga Rp 65 ribu, dari sebelumnya yang hanya berkisar Rp 53 ribu per piring. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim, M Zaini mengakui hal tersebut. Ia menjelaskan, kenaikan harga ini sebenarnya disebabkan banyaknya petani cabai yang mengalami gagal panen. Sehingga stok cabai pun semakin menipis di daerah asal. “Sehingga yang dikirim ke Kutim juga berkurang. Ditambah lagi gelombang tinggi di laut membuat kapal pengangkut barang tidak berani ambil risiko,” ucap Zaini. Hal tersebut akhirnya membuat stok cabai di Kutim menjadi sedikit. Dengan harga yang sudah naik dari daerah asal, tentu membuat harga ketika sampai di Kutim melonjak tinggi. Beruntung sejauh ini masih ada beberapa distributor yang masih bisa mengirim barang. “Konsekuensinya harga makin tinggi. Ini yang membuat lonjakan harga cabai sangat tinggi,” tuturnya. Untuk diketahui, pasokan utama cabai di Kutim dominan berasal dari Pulau Jawa. Pusat pengiriman melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Sementara untuk telur didatangkan dari Sulawesi, dan harganya juga mengalami kenaikan. Untuk telur, di Sulawesi memang lebih mengutamakan pasokan di pulau itu dahulu. Jika memang ada kelebihan baru bisa dikirim ke Kutim. Hanya saja saat ini kondisinya panen ayam petelur di sana sedang menurun. “Ditambah dengan kondisi gelombang tinggi, pengiriman pun menjadi terhambat. Akhirnya harga ikut naik,” beber Zaini lagi. Bahkan untuk kenaikan harga cabai dan telur di daerah lain sudah terjadi sejak awal bulan. Sementara di Kutim baru dalam dua pekan terakhir. Ia berharap agar kondisi cuaca dapat mereda sehingga alur pasokan barang tidak lagi terhambat. “Kami belum bisa lakukan intervensi, karena masih terkait kendala teknis. Semoga bisa kembali lancar pasokannya dan harga normal kembali,” tandasnya. (bct/boy)
Tags :
Kategori :

Terkait