Andi Harun memastikan, dengan intensitas pembinaan. Nantinya bakal menghasilkan masyarakat yang mau melaporkan kasus kekerasan. Muaranya, pelaku bisa dihukum dengan hukuman berat dengan efek jera, serta angka kasus pun bisa terminimalisir sebanyak mungkin.
Padatnya populasi Samarinda memang membuka peluang tindak kekerasan semakin besar. Namun bukan berarti itu bisa dijadikan pembenaran. Pasalnya, di Kaltim, hanya Samarinda yang memiliki kasus sebanyak 3 digit. Kesenjangan kasus, paling tidak dengan sesama kota besar; Balikpapan. Menuntut masalah ini harus menjadi prioritas pemerintah setempat.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Samarinda Deni Hakim Anwar merasa harus ada langkah pencegahan yang dilakukan Pemkot Samarinda. Salah satunya, pemberian edukasi seks kepada anak-anak yang lagi di masa ‘subur’ atau pubertas.
“Edukasi seks kepada anak–anak masa subur atau puber, SMP-SMA. Supaya mereka lebih memahami untuk menghindarkan kepada pergaulan bebas. “
“Ketika seorang wanita harus memahami untuk menjaga alat reproduksinya. Otomatis, dia lebih bisa membentengi dirinya,” beber Deni.
Tak perlu memanggil narasumber, lanjut politisi Partai Gerindra ini, Pemkot Samarinda bisa memberikan edukasi seks berbasis digital. Materi edukasi seks ini dibuat seperti konten ataupun ‘Quote of The Day’ yang bisa diakses langsung melalui gadget pelajar.
Deni juga berharap agar Pemkot Samarinda memberikan tindakan tegas kepada pelaku kekerasan. Apalagi, melihat kekerasan saat ini paling banyak pelakunya adalah keluarga sendiri. Ini menjadi keprihatinan sendiri di antara masyarakat. Intinya, Komisi IV berharap agar seluruh OPD terkait bisa saling koordinasi dalam penanganan kekerasan perempuan dan anak di Samarinda. DSH/AVA