Balikpapan Paling Diminati Investor, Realisasi Investasi di Kaltim Dekati Target Rp 32,5 Triliun

Kamis 09-12-2021,22:06 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Realisasi investasi di Provinsi Kaltim hingga triwulan III tahun ini menyentuh Rp 24,81 triliun. Sekitar 76,27 persen dari target Rp 32,53 triliun. Tahun depan pemprov menaikkan target menjadi Rp 40 triliun. Dengan mengedepankan tiga sektor utama menggaet penanaman modal, baik dari investor luar maupun dalam negeri. Minat pemodal berinvestasi di Bumi Etam sepanjang tahun ini masih tinggi. Meski Tanah Air masih diselimuti pandemi COVID-19.  Pada triwulan III kemarin, periode Juli sampai September, investasi yang masuk tercatat Rp 10,88 triliun. Sedangkan akumulasi sejak Januari sampai September sebesar Rp 24,81 triliun. Menyisakan 23 persen lebih mencapai target Rp 32,5 triliun. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Puguh Harjanto mengatakan, nilai investasi ini masih di atas rata-rata nasional. “Dari triwulan III ini, 76 persen sudah di atas rata-rata nasional,” kata Puguh, mengutip harian Disway Kaltim. Puguh membeber, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi sejak dua tahun terakhir. Dalam triwulan III kemarin saja, PMDN membenamkan Rp 7,18 triliun dengan 2.692 proyek. Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar USD 253,11 juta atau sebesar Rp 3,70 triliun dengan 278 proyek. Lebih dalam, kontributor terbanyak PMDN ada di subsektor Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi. Yang mengalami penambahan investasi terbesar, yaitu Rp 2,68 triliun. Dengan capaian itu, subsektor ini memberi kontribusi terhadap realisasi investasi seluruh sektor usaha sebesar 37,28 persen. Kemudian diikuti Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan sebagai kontributor kedua mencapai Rp 1,41 triliun atau 19,68 persen. Pertambangan menduduki posisi kontributor ketiga mencapai Rp. 1,31 triliun atau 18,27 persen. Kalau dilihat lokasi investasi, yang terbesar berada di Kota Balikpapan. Yaitu sebanyak 1.082 proyek dengan nilai investasi Rp 3,9 triliun. Investasi paling sedikit berada di Kabupaten Mahakam Ulu, yaitu sebanyak 8 proyek dengan nilai investasi Rp 41 miliar. Untuk penyerapan tenaga kerja, Kabupaten Kutai Timur paling banyak dengan 874 orang, dan paling sedikit adalah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebanyak 4 orang saja. “Kota Samarinda sendiri menyerap tenaga kerja asing (TKA) sebanyak 9 orang. Kota ini menjadi satu-satunya daerah yang mengambil TKA,” sebutnya. Dari sisi PMA, subsektor industri makanan mendapatkan tambahan investasi terbesar, yaitu USD 112,70 juta atau sekitar Rp 1,65 triliun). Tercatat sebesar 44,53 persen dari keseluruhan realisasi PMA. Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar bagi investasi di wilayah ini adalah pertambangan sebesar USD 76,46 juta atau Rp 1,12 triliun. Kemudian subsektor transportasi, gudang dan komunikasi sebesar USD 27,47 juta atau sekira Rp 401,03 miliar dengan porsi 10,85 persen. “Secara keseluruhan terdapat sekitar 17 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMA pada triwulan III tahun ini,” beber Puguh. Sama dengan PMDN, Balikpapan menjadi kota pilihan PMA terbesar di Kaltim. Yakni dengan kontribusi sebesar USD 101,80 juta atau Rp 1,49 triliun, 40,22 persen dari total realisasi PMA yang terdiri atas 84 proyek. Posisi kedua ada di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan investasi mencapai USD 58,66 juta atau sebesar Rp 856,44 miliar (23,18%). Sedangkan Kabupaten Berau merupakan kontributor ketiga yaitu sebesar USD 33,05 juta atau sebesar Rp 482,59 miliar (13,06%). Dari sisi penyerapan tenaga kerja, Kota Minyak sebanyak 455 orang, disusul Kabupaten Kutai Timur 269 orang, dan Kabupaten Kutai Kartanegara 230 orang. “Total penyerapan tenaga kerja asing dari seluruh kabupaten-kota sebanyak 15 orang. Sedangkan total penyerapan tenaga kerja Indonesia dan asing selama periode triwulan III sebanyak 1.195 orang,” katanya. Subsektor yang terbanyak menerap tenaga kerja Indonesia (TKI) ialah industri makanan dengan menyerap 515 orang atau 43,64 persen. Selain itu, subsektor pertambangan dengan serapan 305 TKI atau 25,85 persen. Setelah itu, ada subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan menyerap TKI sebanyak 240 orang atau 20,34 persen. Akumulasi angka di atas sejak Januari-September membukukan angka Rp 24,81 triliun. Terdapat penurunan 19 persen realisasi investasi triwulan III tahun ini yang sebesar Rp 10,88 triliun. Sementara triwulan III 2020 lalu adalah Rp 11,07 triliun. “Sejauh ini faktor penentu trigger investasi karena bencana non alam yang masih berjalan, yaitu pandemi COVID-19. Terutama PMA, yang memang beberapa proyek terdampak,” sebut Puguh. Investasi IKN Baru Ramai-ramai ibu kota negara (IKN) baru di Kaltim belum sampai pada realisasi penanaman modal. Investor belum mau membenamkan modalnya, sebab masih menunggu perkembangan pemindahan IKN. “Dari zona inti hingga zona penyangga IKN pun tidak ada.” Kata Puguh. Menurut Puguh, hal ini karena faktor kewenangan. Di mana investasi IKN masih dikelola langsung oleh pemerintah pusat. Pihaknya pun masih menunggu arahan pusat terkait investasi terkait pemindahan IKN. “Sejauh ini untuk investasi di zona inti maupun penyangga, tentu koordinasi dengan pusat. Sejauh ini, masih sangat menunggu arahan pusat. Kami berharap, jika UU IKN bisa segera rilis, maka kita akan bisa mempercepat langkah dengan badan otoritas nanti,” tegas Puguh. Tahun Depan Andalkan 3 Sektor Tiga sektor yang menjadi arah investasi 2022 adalah penghiliran (hilirisasi), blue economy, dan green economy. Untuk penghiliran produk, Pemprov Kaltim akan menggenjot industry metanol dan semen yang ada di Kabupaten Kutai Timur. Soal pengembangan blue economy, pemprov disebut Puguh telah menjalin kerja sama dengan Negara Seychelles untuk proyek ecotourism. Tetapi Puguh menyatakan, pihaknya akan lebih mengeksplorasi sektor perikanan. Terakhir, green economy, selain perkebunan sawit, pemerintah berencana menjajaki energi terbarukan. Upaya untuk menjemput investasi itu, Pemprov Kaltim akan hadir dalam forum yang diadakan oleh Badan Penghubung di Jakarta, Selasa 7 Desember hari ini. Di mana, akan ada pertemuan bersama pihak kedutaan dan calon investor asing. “Ini menjadi penyemangat kita, semacam meyakinkan pada investor, kita bisa running untuk berinvestasi di Kaltim,” pungkasnya. Puguh optimis Pemprov Kaltim akan memenuhi target, bahkan surplus, di akhir tahun ini. Apalagi jika melihat tren investasi yang positif, diproyeksikan tahun depan Kaltim memasang target investasi Rp 40 triliun. DSH/ENY

Tags :
Kategori :

Terkait