Samarinda, nomorsatukaltim.com - Pelatih Bali United Stafano Cugurra sudah mengangkat kedua tangannya ketika bola ‘tandukan’ Melvin Platje meluncur ke gawang Angga Saputro di masa tambahan waktu babak kedua. Itu adalah gol penentu kemenangan Serdadu Tridatu atas Pesut Borneo FC Samarinda. Sayang wasit meniup peluit tanda gol tidak sah. Bahkan memberi sang pemain asing kartu kuning karena dengan sengaja membuat gol dengan kedua tangannya.
Itu adalah akhir drama Big Match antara Bali United kontra Borneo FC Samarinda yang berakhir imbang dengan skor 1-1. Gol di awal babak kedua Bali via sontekan manja Spasojevic. Dibalas oleh gol tak terduga Terens Puhiri di menit ke-83.
Laga ini sendiri berlangsung di luar dugaan. Bali yang lebih difavoritkan, bahkan dianggap akan menang mudah. Dibuat kerja keras sejak menit pertama. Borneo FC Samarinda seperti tak memiliki rasa takut sedikit pun pada catatan di atas kertas. Di mana sang lawan sedang unggul segalanya.
Borneo yang dikira akan menerapkan permainan bertahan, justru mengontrol pertandingan di awal babak. Namun kejeniusan Stefano Cugurra belum mampu ditembus oleh taktik Ahmad Amiruddin. Guy Junior sebagai pemiliki body balance tertinggi di Borneo dimaksudkan dapat berduel dengan bek kuat Bali United.
Yang terjadi malah Pacheco mengantungi Guy habis-habisan. Bek asing tersebut melakukan man marking terhadap Guy. Membuat eks PSM tak bisa berbuat banyak. M. Sihran yang pada awal babak bermain klinis dengan pergerakan cepatnya. Juga mampu di-marking oleh bek sayap Bali United.
Sehingga kondisinya, hanya Bustos dan Terens yang sedikit memiliki keleluasaan. Namun menyerang dengan dua orang. Menghadapi pertahanan kokoh Bali tentu tak akan berdampak banyak.
Jadi lah pertandingan itu lebih banyak berkutat di tengah. Perang gelandang terjadi dengan sengit. Silih berganti 3 gelandang dari kedua tim adu teknik dan fisik.
Tak hanya penyerangan Borneo saja yang buntu. Lilipally, Spasso, dan Platje yang ditugasi menggedor gawang Pesut Etam. Juga dibuat tak berkutik. Bek Borneo yang dinakhodai sang kapten, Javlon Guseymov membuat beberapa kali intersep guna mematahkan alur serangan lawan.
Selepas jeda, baik Teco dan Amir melakukan perubahan rencana. Sihran ditarik berganti Sultan Samma. Lilipally juga dikeluarkan, diganti Eber Bessa. Dari sisi pertahanan, Amir juga menarik Wildansyah untuk memberi tempat pada Nur Diansyah.
Sultan yang mendapat sentuhan pertama langsung memberi dampak signifikan. Pergerakannya yang merangsek ke depan membuat barisan pertahanan Bali kelabakan. Namun pemain pengganti dari sisi lawan, Eber Bessa, yang kemudian membuat kontribusi duluan.
Tak hanya merubah dimensi permainan Serdadu Tridatu dalam posisi play on. Bessa membuat asis pada gol Spaso lewat tendangan bebasnya. Gol ini juga berkaitan dengan pemain pengganti lainnya, Nur Diansyah yang gagal mengganggu Spaso dalam situasi set piece tersebut. Teco 1, Amir 0.
Unggul 1 gol, Bali semakin leluasa. Makin tenang saja mereka mengalirkan bola. Kemudian merusak taktik lawannya dengan menurunkan tempo.
Amir yang menampilkan muka tegang di tepi lapangan. Coba membuat agenda lain. Pergantian pemain pun dibuatnya. Paulo Sitanggang digantikan Boaz. Hendro Siswanto diganti Davronov. Serta Jonathan Bustos digantikan Wahyudi Hamisi.
Pergantian ini tak lazim dan memusingkan penonton. Selain karena ketiga pemain tersebut tidak terlalu under perform. Juga pergantian posisinya tidak head to head. Membuat susunan di lapangan jadi tidak karuan. Namun itu lah senjata rahasia Amir.
Taktiknya membuat permainan Bali menjadi tidak terarah. Lantaran sedikit kebingungan dengan pemosisian pemain Borneo. Di tengah kebingungan itu, Terens Puhiri mengetuk jidat pemain Bali. Yang merasa sedikit lagi meraih kemenangan tipis.
Mendapat sodoran bola di sisi kanan penyerangan, Terens melakukan penetrasi ke kotak penalti. Ada 3 pemain belakang Bali di dekat Terens. Sementara kawan tidak ada yang menempati posisi lebih baik. Tak mau ambil risiko, Terens menendang bola langsung.