Salehuddin Dukung Konsep Virtual Reality untuk Dunia Pendidikan 

Jumat 20-08-2021,21:43 WIB
Reporter : Devi Alamsyah
Editor : Devi Alamsyah

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kalimantan Timur menawarkan konsep virtual reality untuk dunia pendidikan. Ini diawali karena proses belajar mengajar daring selama pandemi COVID-19 ini, dinilai menurunkan kualitas pendidikan di Kalimantan Timur (Kaltim).

Indikatornya, selama setahun terakhir ini banyak keluhan dari orang tua siswa. Pun dari para guru. Lantaran belum meratanya sarana dan prasarana pendukung. Kemudian peserta didik juga terancam kehilangan karakter. Kondisi tersebut mengilhami Ikatan Guru Indonesia (IGI) untuk melakukan terobosan. Antara lain dengan menawarkan konsep virtual reality itu—sebuah program alternatif yang diharapkan mampu mengembalikan semangat anak untuk menempuh pendidikan. Ketua IGI Kaltim Suparno mengatakan, virtual reality merupakan sebuah teknologi yang mampu membangkitkan suasana nyata dengan teknologi 3D. Membuat penggunanya merasa seperti berada di dunia nyata, kendati simulasi yang ada di depannya adalah maya. Virtual reality menggunakan aplikasi Melialab yang terhubung dengan komputer. “Berbeda dengan sistem zoom atau video call, suasana 3D melalui virtual reality ini membuat proses belajar mengajar tampak nyata sebagaimana waktu di sekolah. Siswa akan lebih semangat dan kembali membangun emosional antara guru dan murid,” jelasnya Suparno kepada nomorsatukaltim.com—Disway News Network (DNN), Jumat (20/7/2021) siang. Ia berharap, Komisi IV memberikan rekomendasi yang akan dibawa ke Gubernur dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim. “Nanti program virtual reality sebelum dipraktikkan penggunanya harus diberikan pelatihan, yakni kepada perwakilan guru-guru tingkat SD–SMA se-Kaltim,” harapnya. Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim Salehuddin, mengaku mendukung rencana tersebut. Terlebih program virtual reality ini telah mendapat dukungan juga dari Kemendikbud. Menurut Saleh, dorongan untuk memulai belajar secara tatap muka sering disampaikan orang tua maupun sekolah. "Bahkan pemerintah provinsi sudah menyiapkan mekanismenya yang disesuaikan dengan protokol kesehatan. Akan tetapi seiring dengan peningkatan kasus COVID-19, sehingga belum dapat terlaksana," ucap Saleh. Namun semua upaya tersebut, kata dia, dapat terlaksana apabila mendapat dukungan dari orang tua peserta didik. Sebab goals-nya supaya dapat terjalin kembali kedekatan emosional antara orang tua dan peserta didik. (adv/top)
Tags :
Kategori :

Terkait