Samarinda, nomorsatukaltim.com – Musim lalu, Fransisco Torres adalah pemain Borneo FC Samarinda yang paling moncer. Ia berkontribusi 50 persen pada seluruh gol Borneo di 3 laga Liga 1. Torres lalu hengkang di penghujung kontraknya. Bermain di Liga Bangladesh, dan kini kembali ke pangkuan Pesut Etam. Akankah ia jadi solusi pada lemahnya lini depan Borneo?
Di kompetisi musim 2020. Borneo FC Samarinda memiliki 4 pemain asing di 4 posisi berbeda. Yang secara tidak langsung, menjadi poros permainan tim. Javlon Guseynov sebagai palang pintu. Fasih mengamankan area pertahanan bersama rekan duetnya, Wildansyah. Juga piawai membangun permainan dari bawah.
Di lini kedua, ada Nuriddin Davronov. Si sangar. Si tukang jegal. Aksinya ketika memotong serangan lawan kerap bikin Pusamania berdecak kagum. Dalam posisi menyerang, Nuriddin juga sangat sigap. Tendangan super keras kerap ia lepaskan dari luar kotak penalti ketika permainan buntu.
Di depannya, ada Diogo Campos. Si pemain tak kenal lelah. Di era kepelatihan Edson Tavares, Campos dijadikan free role player. Ia diberi keleluasaan menyisir seluruh area pertahanan. Dari gelandang serang, penyerang lubang, sampai sisi sayap kanan dan kiri.
Pemain asing terakhir dalam kerangka permainan tersebut adalah Fransisco Torres. Ia tak banyak bergerak. Bukan tipe pemain lincah juga. Torres banyak menunggu dengan kemampuannya bergerak tanpa bola. Guna memudahkan rekannya memberi umpan matang. Torehan 2 gol dan 1 asis dari 3 laga jadi bukti sahih betapa mematikannya Torres di depan gawang lawan.
Musim lalu, ia punya kontribusi 50 persen pada seluruh gol Borneo FC Samarinda. Dari 6 gol yang mampu dibuat Borneo, masing-masing 2 gol tiap pertandingan. Torres berkontribusi 3 di antaranya.
Komposisi 4 pemain asing ini. Digadang-gadang jadi rekrutan asing terbaik Pesut Etam dalam sejarahnya di sepak bola Tanah Air. Semua tampak menjanjikan. Sampai virus corona menghentikan kompetisi secara permanen.
Javlon diperpanjang kontraknya. Skill dan dedikasinya tak membuat Pesut Etam ragu untuk mengamankan jasanya lebih lama. Nuriddin pun diperpanjang masa kerjanya. Sementara nasib berbeda didapat duo Brasil, Campos dan Torres. Dalam proyeksi tim musim ini, keduanya tak masuk dalam skema awal Mario Gomez.
Campos tak diperpanjang kontraknya dengan alasan taktikal. Sementara Torres sebelum kontraknya kadaluwarsa, sudah berpamitan dengan klub. Ia tak mau menunggu lebih lama lagi soal kepastian kompetisi kala itu. Torres mau melanjutkan karier sepak bolanya di negara lain. Yang kompetisinya lebih jelas. Dari sinilah, kefrustasian Borneo FC terhadap lini depan mereka tercipta.
Begini, di proyeksi awal. Amer Bekic didatangkan sebagai suksesor Torres. Mantan rekan Edin Dzeko di timnas muda Bosnia itu punya gaya main Eropa. Cocok dengan taktik yang diusung Gomez. Yang kalau diperhatikan, taktiknya punya kecenderungan seperti taktiknya Jose Mourinho. Permainan pasif khas Eropa. Kuat di belakang, tak banyak memegang bola, tapi efektif di depan. Maka dalam praktiknya, Gomez butuh pemain yang tak banyak gaya. Tak banyak menari dengan bola.
Amer diplot bertandem dengan Terens, Sihran, Fajar, Guy, Fathur, hingga Arya. Secara bergantian. Kombinasi antara Amer yang Eropa banget dengan para pemain lokal nan lincah diharapkan bisa jadi satu unit serang yang mematikan. Hasilnya … ternyata tidak sesuai harapan.
Evaluasi Piala Menpora dan latihan reguler setelahnya menunjukkan bahwa komposisi yang ada saat ini, tidak memberi jaminan aman di lini depan Borneo FC. Berbagai metode sudah dilakukan untuk mendongkrak ketajaman. Namun mentok. Bukan tidak bisa, tapi butuh waktu lebih lama.
Dengan bursa transfer yang masih dibuka. Manajemen Borneo tak mau berspekulasi lagi. Beberapa pemain didatangkan. Mulanya Paulo Sitanggang. Eks Barito Putera ini memang posisi naturalnya adalah gelandang tengah. Tapi bisa juga bermain di sisi sayap kiri serangan. Menyusul kemudian Wawan Febrianto. Si pemain dengan 9 posisi yang lebih spesifik sebagai penyerang sayap. Sampai sini, sektor pendukung serangan sudah dirasa cukup. PR-nya tinggal di posisi penyerang utama.
Amer Bekic, setidaknya sampai sebelum libur Lebaran. Belum menunjukkan kualitas terbaiknya. Selain masih beradaptasi pada cuaca dan kultur sepak bola Indonesia. Amer juga cukup lama berkutat dengan cedera. Sebagai solusi, Pesut Etam pun memilih mencari penyerang tengah asing lainnya. Dan yang kemudian dipilih adalah Fransisco Torres.
Dari pantauan nomorsatukaltim.com, proses negoisasi mulai dilakukan sejak akhir April 2021. Yang kemudian pengumuman resminya dilakukan pada 23 Mei 2021. Tak disebutkan berapa durasi kontrak untuk pemain bernama lengkap Fransisco Wagsley Rodrigues de Sousa Filho tersebut. Yang jelas, kata manajer tim Farid Abubakar. Proses negoisasinya tak belibet. Karena Torres masih punya hasrat untuk meneruskan pekerjaannya yang belum selesai pada musim lalu.
"Torres bukan nama asing lagi buat kita, pencapaian dia di musim 2020 kemarin yang tertunda akan dia lanjutkan lagi di musim ini. Hasrat dia sangat tinggi untuk bawa Borneo raih prestasi," ujar Farid.