Nyebrang di Pelabuhan PPU Bayarnya Bisa Non Tunai

Sabtu 08-05-2021,06:02 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

PPU, nomorsatukaltim.com – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan sistem pembayaran nontunai dalam pembelian tiket Ferry. Sistem itu akhirnya berlaku juga di Pelabuhan Penyeberangan Ferry Penajam, PPU.

Pemberlakuan ini terhitung sejak Senin (3/5) lalu. Meski begitu, penerapan belum tegas. Masih tahap sosialisasi. Dalam penerapan ini, ASDP bekerjasama dengan empat bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Hinbara). Yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN. Supervisor ASDP Pelabuhan Penajam Rahmat membeber ‎layanan uang elektronik yang dapat digunakan. Diantaranya uang elektronik Brizzi dari BRI, Tap C‎ash dari BNI, E-Money dari Bank Mandiri, serta BLink dari BTN. "Mereka masuk, ada pendataan. Untuk manifestasi. Selesai itu, akan keluar barcode untuk ditempelkan di kartu e-money," ucapnya, Kamis (6/5/2021). Nanti saat pembelian tiket, barcode akan di-scan. Disitu langsung tertera identitas pengguna layanan penyeberangan tersebut. Untuk tahap awal, metode pembayaran ini berlaku bagi pengguna jasa pejalan kaki, kendaraan roda dua, dan kendaraan roda 4 kecil (golongan IV). Rahmat mengungkapkan, penerapan sistem pembayaran nontunai ini sejalan dengan program transformasi digital yang t‎engah dilakukan ASDP. Ini bagian dari modernisasi industri penyeberangan. Di mana t‎erjadi perubahan yang signifikan, khususnya dalam pembelian tiket ferry. Yang sebelumnya d‎idominasi transaksi manual. "Penerapan sistem pembayaran nontunai ini sebagai dukungan terhadap regulasi pemerintah terkait penyelenggaraan tiket angkutan penyeberangan secara elektronik atau Gerakan Nasional Nontunai (cashless)," ujarnya. Sebagai salah satu kebutuhan mendasar bagi ASDP adalah digitalisasi proses bisnis hampir di semua lini, termasuk penjualan tiket. Tentu ini butuh dukungan teknologi informasi yang kuat dalam menghadapi disruptive bisnis transportasi yang sedang tren. Khususnya di transportasi darat. Seperti halnya transportasi online. Hal inilah yang akhirnya mendorong ASDP untuk go-cashless secepatnya. Lagipula, pembayaran dengan uang elektronik memberikan kemudahan. Tidak hanya bagi pengguna jasa penyeberangan. Namun juga berbagai pihak yang berhubungan dengan alur bisnis perusahaan. Baik dari operator pelayaran, Balai Pengeloka Transportasi Darat (BPTD), Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), nakhoda, perusahaan asuransi dan ASDP sendiri sebagai penggerak program uang elektronik tersebut. ‎ Dengan metode pembayaran ini diharapkan dapat meminimalisasi potensi kebocoran pendapatan penyeberangan, keakurasian manifest dan juga memudahkan pencatatan data transaksi keuangan menjadi lebih valid. Meski begitu, penerapannya masih belum dioptimalkan. Karena belum semua masyarakat punya kartu e-money. Jadi untuk pengguna dengan pembayaran cash masih dilayani. Ditargetkan program ini berlaku penuh 6 bulan lagi. "Tentu kami menargetkan agar seluruh pengguna jasa kapal ferry, dapat menggunakan program cashless ini. Paling tidak November nanti bisa berjalan penuh. Sehingga dapat menikmati pembayaran tiket dengan lebih mudah, cepat, aman dan nyaman,” tutup Rahmat. Adapun penerapan ini baru berlaku di Pelabuhan Penajam, PPU. Sementara pasangannya, Pelabuhan Penyeberangan Ferry Kariangau di Balikpapan tidak menerapkan hal serupa. Karena pengelolaannya bukan dari PT ASDP. (rsy/boy)
Tags :
Kategori :

Terkait