Direktur Utama PT IPB Najemuddin berdiskusi dengan anggota Komisi II DPRD Berau di PLTU Lati, kemarin (14/10). GUNUNG TABUR, DISWAY – Permasalahan yang terjadi di PLTU Lati, mendapatkan perhatian DPRD Berau, khususnya dari Komisi II. Senin (14/10) kemarin, peninjauan dilakukan anggota Komisi II yang diketuai Artilagarnadi. Kedatangan anggota DPRD pada pukul 10.00 Wita itu, merupakan tindak lanjut dari hearing atau dengar pendapat antara pihaknya, dengan pihak PLTU Lati yakni PT Indo Pusaka Berau (IPB), PT PLN, dan PT. Berau Coal sebagai mitra suplai batu bara beberapa waktu lalu. Disampaikan Atilagarnadi, pertemuan itu dilakukan untuk mencari sumber masalah yang kerap dialami PLTU dan membuat suplai listrik kerap mengalami gangguan, sehingga pemadaman listrik bergiliran terpaksa dilakukan. Sebab menurutnya, kalaupun ada perawatan baik itu dua atau tiga bulan sekali, tapi pemadaman seharusnya tidak terjadi. Hal ini kata dia, berbeda dengan fakta di lapangan. Karena menurut politikus PDIP itu, meskipun selesai pemeliharaan, normalnya hanya sekitar sebulan atau dua bulan saja, kemudian bermasalah lagi. “Ini kami tidak mau berlarut-larut. Jadi kedatangan kami untuk mencari apa masalahnya. Supaya bisa berdiskusi dengan pemerintah daerah dan para pemegang saham. Karena setahu saya ada tiga pemegang saham di PLTU ini,” ungkapnya. Pria yang akrab disapa gatot ini juga mengatakan, dari penjelasan yang ia dapat dari direksi atau manajemen PLTU, pihaknya sudah dapat menarik kesimpulan penyebab permasalahan yang terjadi. Yakni selain karena faktor batu bara, juga disebabkan oleh faktor air. Di mana air yang berhubungan dengan turbin, yang seharusnya digunakan adalah air tawar. Akan tetapi belakangan ini, aliran Sungai Berau yang ada di Kampung Sambakungan terdampak air asin. “Apa yang kami dapat dari diskusi ini merupakan kesimpulan yang sangat penting untuk kami bahas dalam rapat mendatang. Jadi pertemuan ini akan kami agendakan selanjutnya bersama para pemegang saham,” bebernya Sementara Direktur Utama PT IPB Najemuddin, mengatakan cukup senang dengan kedatangan rombongan DPRD ke PLTU, menindaklanjuti hearing beberapa waktu lalu. Dengan kunjungan anggota DPRD Berau, dirinya berharap, para wakil rakyat dapat memahami persoalan nyata yang terjadi di PLTU, dan dapat membantu mencari solusi. Menurut Najemuddin, untuk jangka panjang, perlu adanya penambahan mesin di PLTU Lati, agar maksimal. Apalagi mesin yang ada sekarang juga usianya sudah cukup tua dan tidak lagi maksimal. Diketahui, ada tiga mesin dimanfaatkan untuk menyuplai listrik ke PLN, yakni dua mesin sejak tahun 2002 dan satu mesin sejak tahun 2015. “Kondisi mesin yang sekarang, masa pakainya hanya tinggal beberapa tahun saja,” ungkapnya. Meski demikian, apa yang dimiliki PLTU saat ini, tetap akan dimaksimalkan oleh pihaknya. Untuk kendala yang sedang dialami pihaknya, khususnya intrusi air laut yang masuk ke sungai dan menyebabkan tercampurnya air baku untuk boiler, tengah diantisipasi dengan meminta bantuan suplai air ke PLTU Lati dari PDAM, Pemadam Kebakaran, dan kapal LCT yang mengangkut air tawar. Lanjut Najemuddin, kebutuhan air tawar PLTU sebanyak 200 Kiloliter per hari. Sementara untuk mengambil air dari sungai itu tidak bisa, karena dari uji sampel air sungai yang pihaknya lakukan masih tercampur air asin. “Itu tidak bisa dipaksa (air sungai), karena dapat menambah masalah. Semoga saja semuanya cepat normal. Insya Allah satu unit mesin yang dilakukan pemeliharaan besok (Hari ini) sudah beroperasi,” pungkasnya (*/ZZA/ADV/APP)
Cari Solusi, DPRD Tinjau PLTU Lati
Selasa 15-10-2019,17:10 WIB
Editor : admin3 diskal
Kategori :