Samarinda, nomorsatukaltim.com – KONI Kaltim baru saja menyelesaikan pendampingan pada 33 cabor yang akan berlaga di PON Papua. Salah satu catatan pentingnya, berdasar pemetaan kekuatan nasional termutakhir, Kaltim masih berpeluang besar finis di peringkat 5 besar multi ajang paling bergengsi di Tanah Air itu.
Kamis 29 April lalu, KONI Kaltim melalui Bidang Bina Prestasi (Binpres) telah merampungkan pendampingan pada 33 cabor yang akan bermain di PON Papua. Pada agenda tersebut, Binpres bersama Konsultan Teknik KONI Kaltim membedah data secara detail. Untuk ke-33 cabor tersebut yang dilakukan secara marathon selama 30 hari ke belakang.
Fungsi dari pendampingan tersebut adalah KONI Kaltim tak mau berangkat ke Papua hanya bermodal asumsi dan semangat saja. Di era sport science saat ini, sangat penting mengukur sejauh mana kekuatan sendiri dan lawan jauh sebelum bertarung di kejuaraan.
Jadi soal perkembangan fisik atlet, program latihan, kendala, sampai pada seberapa besar peluang masing-masing cabor meraih medali berdasar peta kekuatan teranyar. Didata secara detail.
Muaranya tentu pada evaluasi. Yang kurang ditambah. Yang lemah dikuatkan. Yang menurun, ditingkatkan. Secara sederhana, seperti itu cara kerjanya.
Nah, menurut Kabid Binpres KONI Kaltim Alfons T. Lung. Pendampingan cabor ini sangat vital. Karena di Pra PON 2019 lalu, Kaltim menempati posisi 4 nasional. Sedikit merusak dominasi Big Four PON yang dewasa ini diisi oleh DKI Jakarta, Jabar, Jateng, dan Jatim.
Mengencangkan ikat pinggang sedari awal tentu jadi misi wajib bagi Kaltim. pasalnya, Big Four PON pasti berhasrat menempati singgasananya lagi. Dan lagi, di Pra PON lalu, Papua selaku tuan rumah tidak terlibat. Menyoret Papua dari calon penghuni 5 besar tentu kesalahan fatal.
"Ini adalah hari terakhir program pendampingan kita kepada cabor dalam rangka persiapan atlet menuju PON XX Papua. Setelah marathon selama 30 hari kita panggil 33 cabor itu," kata Alfons T. Lung, Kamis 29 April 2021 saat di temui di ruang kerjanya.
"Agenda pembahasan dengan cabor ini, pertama jelas pendampingan apa saja permasalahan di cabor kita klir-kan lewat pertemuan ini. Lalu verifikasi nomor nomor yang dilombakan, siapa atletnya kita inventarisir," terangnya
Dari berbagai poin yang didata itu, disebut Alfons, bahwa Kaltim masih punya peluang untuk finis di 5 besar, tapi dengan beberapa catatan. Maksudnya, ada beberapa cabor yang mengalami penurunan. Namun seperti yang disampaikan Konsultan Teknik KONI Kaltim Dikdik Jafar Sidik sebelumnya. Alfons bilang bahwa kondisi ini masih sangat bisa untuk diperbaiki.
Makanya, selepas rangkaian persiapan; yang pada tahun ini saja sudah dilakukan finalisasi monitoring oleh Tim Monev, tes fisik, serta tes kesehatan. Usai pendampingan ini, atlet bakal tetap menjalani tes fisik lanjutan. Dengan mekanisme tes internal cabor. Hal itu dilakukan untuk memastikan tak ada penurunan lagi mendekati PON yang akan digelar Oktober mendatang.
"Kemudian maping terhadap raihan medali, ini sudah ketiga kalinya kita petakan. Untuk maping perolehan medali ini kita lakukan tiga bulan sekali. Untuk mengetahui peta kekuatan nasional. Itu juga kita bahas."
"Sejauh ini jika melihat hasil maping medali kita cukup optimis. Masih sangat mungkin (target) dicapai. Ada beberapa catatan yang memang perlu kita perbaiki."
"Setelah ini kembali kita cek fisik. Pencapaian kondisi fisik sejak tes sampai hari ini seperti apa, itu yang kita minta laporannya dari tim pelatih (setiap) cabor," tegasnya.
Lalu terkait perlengkapan dan fasilitas latihan. Alfons menerangkan semuanya sedang berproses. Diketahui, awal tahun 2020, KONI Kaltim telah mendata apa saja alat latihan dan tanding yang diperlukan setiap cabor. Hanya saja proposal permintaan yang sudah masuk itu, urung terealisasi lantaran pandemi COVID-19 keburu menyerang Kaltim. Yang salah satu imbasnya adalah pengurangan nominal dana hibah KONI Kaltim tahun lalu.
Untuk tempat latihan, saat ini masih dalam tahap permohonan kepada Dispora Kaltim untuk membuka kembali Stadion Madya Sempaja untuk atlet PON. Soal pemenuhan alat latihan dan tanding pun sedang dalam proses pengadaan. Sehingga sembari menunggu alat baru tiba, tim pelatih mesti bisa memaksimalkan yang ada dulu. Agar grafik peningkatan program latihan tetap bisa dicapai.