Pesanan Parsel Meningkat Akibat Larangan Mudik 

Rabu 28-04-2021,14:11 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Berkirim parsel Lebaran telah menjadi tradisi menjelang Hari Raya Idulfitri. Parsel umumnya dikemas dalam wadah khusus dan dihias agar terlihat menarik. Yang dikirimkan sebagai tanda silaturahmi kepada kerabat atau rekan.

Mengirimkan parsel ke orang terdekat juga sebagai bentuk perhatian karena tidak bisa berkunjung langsung akibat pandemi COVID-19 yang tidak kunjung usai. Apalagi, tahun ini pemerintah memberlakukan kebijakan larangan mudik selama 6-17 Mei dan pengetatan syarat bepergian. Kebijakan guna mencegah penyebaran COVID-19 rupanya menjadi berkah bagi para pengusaha parsel Lebaran. Penjualannya meningkat tajam. Selain membuka toko offline, mereka menyiasati penjualan dengan membuka toko online. Hal itulah yang dilakoni pemilik usaha Salakilo, Riswah Yuni. Lebaran tahun ini adalah kali kedua dirinya menjual parsel. Seperti diketahui bahwa Cake Salakilo merupakan toko yang menjual panganan khas oleh-oleh Kota Minyak. "Ada larangan mudik ini berkah. Alhamdulillah, minat masyarakat untuk hampers (parsel) masih bagus," jelasnya saat dijumpai di tokonya kawasan Jalan MT Haryono, (26/4/2021). Pemesanan datang dari instansi, perusahaan, hingga pribadi. Perempuan yang akrab disapa Yuni tersebut menjelaskan, dirinya menyediakan dua jenis parsel. Ada yang boksnya terbuat dari kardus, ada pula dari kayu. "Hampers yang kami buat unik, beda dengan hampers kebanyakan. Kami mengangkat kearifan lokal," terang Yuni. Untuk parsel dengan boks yang terbuat dari kardus dibanderol dengan harga mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu. Sedangkan yang dari kayu dijual mulai dari Rp 650 ribu hingga Rp 1,2 juta. Parsel buatannya semua buatan tangan. "Semua lokal yang kita pakai, perajin maupun kayunya. Kayu yang kita gunakan ada dua macam, meranti yang kita cat hitam untuk harga Rp 650 ribuan dan jati belanda dari limbah peti-peti kemas," ungkapnya. Parsel buatan Yuni berisikan 4-6 kue kering. Jenis kuenya merupakan kue kering khas Lebaran, seperti nastar dengan kualitas premium. Untuk pemesanan dengan harga mulai dari Rp 650 ribu akan ditambahkan kerajinan dari biji salak. Ada kotak tisu, vas bunga, hingga tatakan gelas. "Paling diminati harga Rp 750 ribu. Kalau pemesan hampers yang paling banyak, sama saja, fifty-fifty. Baik itu pribadi maupun perusahaan," ungkap Yuni. Dikatakan Yuni, banyaknya pemesanan hampers dengan harga yang cukup tinggi, karena pemesan ingin memberikan sesuatu yang spesial saat Lebaran. Menurut sejumlah pemesan, harga itu tidak sebanding dengan harga tiket jika mereka harus mudik. "Daripada harus mudik, Rp 750 ribu itu seberapa sih, itu katanya mereka. Untuk dijadikan tiket pun enggak cukup. Kebanyakan (pesanan) dari Jakarta dan Surabaya. Kalau tahun kemarin dari Australia dan Singapura," katanya. Sementara ketika ditanya jumlah pesanan sejauh ini, dirinya mengungkapkan, H-16 sudah ada sebanyak 120 pesanan. Jumlah ini naik dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. "Biasa kalau sudah kurang empat hari, orang-orang makin kalap. Apa yang tersisa itu yang diangkut," katanya diiringi tawa. Banyaknya pesanan yang didapat telah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Jumlah karyawannya kini bertambah. Dirinya juga bekerja sama dengan sejumlah tukang bangunan untuk membuat boks parsel. "Ada (penambahan tenaga kerja). Ada freelance, anak sekolah atau yang baru lulus. Perajinnya ada tiga, dua orang khusus menghias, kalau untuk produksi kue keringnya beda lagi," tutupnya. (put/eny)

Parsel Pecah Belah Diminati Warga Lokal

Tidak hanya yang menggunakan produk makanan seperti snack, camilan, kue kering, aneka minuman, serta sirup yang kebanjiran pesanan. Parsel yang menggunakan barang-barang pecah belah seperti tea set dan dinner set juga mengalami hal yang sama. Salah seorang penjual parsel pecah belah, Lita Yulita Sari mengatakan, peminat parsel buatannya meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Jumlah pesanan pada pertengahan Ramadan ini seperti yang didapatnya hingga akhir Ramadan 2020. "Alhamdulillah, permintaan dua kali lipat. Sejauh ini sudah ada 182 pieces," katanya kemarin. Pesanan itu terdiri dari parsel boks 47 buah, pecah belah 98 buah, makanan 31 buah, dan paket makanan plus pecah belah 6 buah. Parsel buatannya dibanderol mulai dari Rp 120 ribu. Parsel boks itu di antaranya terdiri dari hiasan dinding, sajadah, masker, pouch. Ada juga parsel yang terdiri dari makanan hingga pecah belah. "Kalau pecah belah ini dimulai dari harga Rp 150 ribu, paling mahal Rp 350 ribu. Kita ambilnya di lokal saja. Kualitasnya sudah sama seperti brand yang ada di ritel furnishings," ujar pemilik usaha Seserahan Balikpapan by Tata Ismail ini. Pesanan kebanyakan berasal dari warga lokal Balikpapan, yakni pejabat sejumlah instansi. Pemesanan kebanyakan dilakukan secara online. Banyaknya pesanan ini juga telah membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang di sekitar. "Dua minggu ini masih dari warga lokal. Dulu saya kerjakan sendiri, sekarang sudah tambah dua personel," pungkasnya. (put/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait