Tak Ada Kata Sepi di Makam Al Habib Muhammad, Mufti Kesultanan Kukar

Jumat 16-04-2021,22:00 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Kukar, nomorsatukaltim.com - Meski sedikit tapi selalu ada. Tempat ziarah Kelambu Kuning, Tenggarong, Kukar tak pernah sepi dari manusia.

Muhammad Rafi'i, KUKAR Begitu yang diceritakan Aminuddin, pria paruh baya yang sudah menahun menjadi juru Makam Kelambu Kuning, di Tenggarong. Awal Ramadan pun tampak biasa. Tidak terlalu banyak peziarah yang mendatangi Makam Al Habib Muhammad Bin Ali Bin Hasan Bin Thoha Bin Yahya. Ya, Al Habib Muhammad Bin Ali Bin Hasan Bin Thoha Bin Yahya, merupakan ulama termasyhur yang berasal dari Hadramaut, Yaman. Karena kemasyhurannya, dirinya pun dijadikan mufti Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, di era kepemimpinan Sultan Aji Muhammad Alimuddin (1899-1910). Karena jasanya yang menyebarkan agama Islam di tanah Kutai, beliau pun diberi gelar Pangeran Noto Igomo. Noto Igomo sendiri merupakan gelar tertinggi dan diberikan oleh mertuanya, Sultan Aji Muhammad Alimuddin. Makam Pangeran Noto Igomo berada tepat di depan kawasan komplek Makam Kelambu Kuning. Di Jalan AM Alimuddin, Kelurahan Melayu. Tampak jelas Kubah Makam Pangeran Noto Igomo terlihat dari pinggir jalan. Yang dikelilingi oleh makam kerabat Sultan AM Alimuddin. Dan makam masyarakat umum lainnya. Terlihat, saat tim Disway mencoba mengunjungi Makam Pangeran Noto Igomo. Tim diarahkan Aminuddin. Dimintanya masuk ke dalam Kubah Makam Pangeran Noto Igomo. Luasnya pun diperkirakan 4x4 meter. Di dalam ruangan tersebut terdapat dua makam. Yakni milik Pangeran Noto Igomo sendiri dan istrinya, Adji Aisyah Binti Sultan AM Alimuddin. Tepat di sebelahnya merupakan Kubah Makam Sultan AM Alimuddin. Di dalamnya terdapat penerangan lampu, kipas angin dan etalase berisi buku Surah Yasin. Yang memang disiapkan bagi para peziarah. Aminuddin bercerita jika diawal Ramadan, paling banyak 4-5 rombongan masyarakat berziarah ke sana. Berbeda jika sudah memasuki hari ke-17 Ramadan.  Peziarah semakin banyak. 10 rombongan rela mengantre untuk berziarah ke sana. "Awal-awal puasa ada saja tapi tidak banyak, pas dekat-dekat akhir Ramadan baru biasanya rame," ujar Aminuddin. Bahkan tidak sedikit pejabat dan dan masyarakat luar Kukar yang datang. Sampai dari luar Kaltim. Seperti dari Kalsel, Jawa dan daerah lainnya. Saking termasyhurnya Pangeran Noto Igomo, saat peringatan haul, masyarakat yang datang pun tidak sedikit. Mencapai 7-8 ribu orang yang. Namun ketika pandemi dua tahun terakhir, hanya dilakukan secara terbatas oleh keluarga dan kerabat beliau. Ahmad Misfu, salah satu peziarah bercerita. Ia selalu berkunjung tiap pekan. Dikhususkannya pada Jumat, ketika dirinya sedang libur bekerja sebagai sopir. Dan kebetulan dia ada keperluan ke Tenggarong. Yah,  disempatkanlah berziarah. "Jumat pasti ziarah karena libur, menyempatkan terus ke sini," ucap Ahmad yang datang bersama putrinya. Ahmad bercerita kadang dirinya berziarah tidak sendiri. Kadang juga bersama santri-santri majelis dan madrasah yang ada sekitar tempatnya tinggal. Berapa pun yang mau ikut, pasti diajaknya. Terhitung, hampir satu jam lebih  berdiam diri di kawasan Makam Kelambu Kuning memang terlihat beberapa rombongan datang berziarah. Di Makam Kelambu Kuning, hanya ada Sultan Kutai yang dimakamkan, yakni Sultan Aji Muhammad Alimuddin. Menurut informasi yang didapat dari juru makam, karena itu permintaan pribadi sang sultan. Sedangkan Sultan lainnya yang pernah menduduki tahta di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura kebanyakan dimakamkan di pemakaman tepat berada di belakang Museum Mulawarman Tenggarong. (mrf/boy)
Tags :
Kategori :

Terkait