Samarinda, nomorsatukaltim.com – Komunitas golf asal Samarinda, Muda Mudi Golf, berhasil menuntaskan turnamen pertama mereka dengan sukses besar. Kejuaraan yang diadakan di Lapangan Golf Tanah Merah pada Sabtu 10 April 2021 itu pun, sempat bikin pengurus Persatuan Golf Indonesia (PGI) Samarinda kaget. Kenapa?
Diketahui, turnamen Muda Mudi Golf berjalan meriah walau tidak menjanjikan hadiah yang besar. Selayaknya turnamen golf pada idealnya. Namun begitu, antusiasme golfer, terutama golfer pemula sangat tinggi. Dikatakan Sekretaris PGI Samarinda Adi Wijaya. Mereka sempat kaget, ternyata bisa ya bikin turnamen golf yang melibatkan pemula dan hadiah yang kecil.
Karena itu, ia atas nama PGI Samarinda pun memberi apresiasi yang tinggi. Karena dari turnamen ini, akhirnya diketahui jumlah golfer pemula yang butuh pembinaan sangatlah besar.
“Saat ini pemain golf muda sudah sangat banyak dibanding tiga tahun lalu. Apalagi didukung dengan sponsor dari UMKM ya.”
“Luar biasa, jadi semangat pegolf muda ini tentu harus diapresiasi. Karena memang belum pernah ada bahkan sebelum COVID-19 ini belum pernah ada event seperti ini,” terang Adi.
Walau dengan fakta bahwa mayoritas pegolf yang ikut adalah dari kalangan penghobi. Alias non atlet. Tapi tetap saja, bagi PGI. Ini adalah sebuah kemajuan. Inisiasi Muda Mudi Golf seperti ini, dinilai sangat baik untuk perkembangan olahraga golf Samarinda ke depannya.
Namun ada satu hal yang menarik didapatkan Adi saat mengamati jalannya pertandingan. Cukup banyak golfer yang ternyata belum memahami secara utuh aturan golf. Yang kata Adi, jumlah regulasi golf resmi itu mencapai hingga 200-an halaman.
Yang paling mendasar saja, kata Adi. Untuk menyelesaikan satu part alias 1 hole. Peserta ada yang memerlukan 8-9 pukulan. Padahal idealnya, maksimal 3. Lalu masih ada yang menggunakan jasa caddy untuk menentukan arah pukulan. Dan masih ada beberapa kesalahan mendasar lainnya. Namun begitu, hal itu bukan menjadi masalah berarti. Karena turnamen ini berangkat dari semangat pegolf muda dan pemula. Justru dengan acara semacam ini, ketika banyak pegolf pemula berkumpul. PGI jadi lebih mudah untuk mengedukasi soal aturan bermain golf.
“Karena mereka baru satu sampai dua bulan bermain (golf). Ada yang seperti itu. Dan basic mereka adalah penghobi bukan untuk … katakanlah berprestasi,” ujar Adi.
Makanya, sebelum mengumumkan pemenang, Adi sempat memberi edukasi dan evaluasi permainan. Yang ternyata disimak dengan sangat serius oleh seluruh peserta. Seketika suasana hahahihi yang sejak rehat terlihat jelas. Langsung hening menyimak penjelasan Adi.
Disinggung apakah untuk kalangan penghobi, aturan golf harus mereka kuasai. Adi dengan semangat menjawab … harus!
“Kalau enggak (ikuti aturan) kacau permainan. Misal bermain empat orang dan satu tidak paham, pasti dimarahin itu.”
“Contohnya begini, memukul harus mulai dari teebox. Menujunya ke mana? Part berapa? Kemudian kalau bola masuk rumput tebal gimana cara mukulnya, dan masih banyak lainnya,” lanjut Adi.
Tapi berbagai regulasi itu, menurut Adi akan diketahui secara sendirinya seiring jam terbang yang dimiliki pemain golf. Sebelum mengakhiri sesi wawancara, ia berharap turnamen semacam ini bisa lebih sering digelar. Karena akan berdampak bagus untuk membesarkan olahraga golf, selain kejuaraan yang diadakan PGI dan komunitas resmi di bawah naungan mereka. (frd/ava)