Samarinda, nomorsatukaltim.com – Salah satu penyakit yang akhirnya terlihat pada Piala Menpora lalu adalah. Ternyata komunikasi pemain Borneo FC Samarinda di lapangan belum terlalu bagus. Jika chemistry itu sudah terbangun, Hendro Siswanto yakin betul Pesut Etam bisa berbicara banyak.
Borneo FC Samarinda memang tidak mendapat apa-apa di Piala Menpora. Terkecuali 1 poin yang mereka raih di partai terakhir versus PSM Makassar. Namun jika ditelisik lebih jauh, Pesut Etam sejatinya sedikit beruntung. Karena skuat yang mereka siapkan, ternyata tidak cukup dalam. Ada ketimpangan kualitas antara pemain inti dan pelapis.
Lebih-lebih, Mario Gomez membuat keputusan baik dengan memainkan 26 dari 29 pemain yang mereka bawa. Hanya dua pemain muda Wiranto dan Alfin yang urung dijajal. Ditambah Wahyudi Hamisi yang harusnya punya kans tampil, tapi cedera menghalanginya.
Artinya, Mario Gomez jadi tahu apa yang menjadi kekurangan dari timnya. Jauh sebelum kompetisi bergulir. Masih ada banyak waktu untuk membentuk tim. Termasuk melengkapi pemain karena bursa transfer masih dibuka. Akan lebih ngeri jika pada akhirnya Pesut Etam memaksakan menggunakan skuat saat ini tanpa dijajal melawan tim-tim Liga 1 pada kompetisi sesungguhnya.
Nah, Mario Gomez yang didukung oleh presiden klub Nabil Husein sudah mewacanakan menambah pemain. Termasuk akan ‘mendegradasi’ sejumlah pemain. Melalui mekanisme peminjaman, dikembalikan ke akademi, atau bisa saja dilepas secara permanen. Kita baru akan tahu saat tim mulai dikumpulkan lagi kelak.
Menyoal soal perombakan itu, pemain anyar Borneo FC Hendro Siswanto tak ingin ikut bicara. Karena memang bukan kewenangannya. Selagi ia percaya tim pelatih lebih tahu apa yang dibutuhkan tim. Serta mampu mengukur kekuatan finansial klub untuk merekrut pemain baru.
Namun soal taktikal, Hendro menilai ada satu hal yang masih jadi kekuarangan timnya. Yakni perkara komunikasi, chemistry. Di Piala Menpora lalu, pernah dikatakan asisten pelatih Ahmad Amiruddin bahwa buruknya transisi antar lini menjadi sebab tampil buruknya Pasukan Samarinda.
Hendro sepakat akan hal itu. Karena memang ia merasakan; di dua laga yang ia mainkan. Komunikasi yang terjalin antar pemain belum cukup padu. Belum timbul saling pengertian. Sehingga masih kerap bikin kesalahan berujung gol tim lawan. Ataupun saat build up serangan. Sering mentok dan terbaca lawan karena tidak terjadi kesepahaman untuk menyerang dengan cara tertentu.
Dalam perkara ini, tentu bukan kualitas individu pemain yang disoroti Hendro Siswanto. Karena ia yakin pada potensi seluruh pemain Pesut Etam. Tapi lebih pada waktu saja. Seperti diketahui, Borneo FC baru menjalani program latihan selama sebulan sebelum Piala Menpora. Yang 70 persen di antaranya digunakan untuk meningkatkan fisik.
Sementara menu taktikal dan teknik baru diasah sepekan jelang keberangkatan tim. Ditambah kebanyakan penggawa Borneo FC adalah pemain anyar dan pemain muda. Tercatat, hanya Gianluca Pandeynuwu, Terens Puhiri, Javlon Guseynov, Wildansyah, dan Sultan Samma. Pemain utama musim lalu yang masih diandalkan musim ini.
Selebihnya, adalah pemain pelapis dan pemain anyar. Praktis, masa persiapan selama sebulan. Ditambah fakta bahwa setahun terakhir berlalu tanpa pertandingan. Membuat proses adaptasi pemain agak lamban. Dan itu normal.
Jadi menurut Hendro, tidak masalah jika pada akhirnya mereka harus pulang lebih dulu dari Piala Menpora. Karena yang lebih penting kini, bagaimana kembali menyiapkan tim dengan lebih matang lagi ke depannya. Terutama soal membangun chemistry tadi.
“Kondisi tim bagus sekali, ya memang banyak pemain baru, pemain muda. Sementara lawan yang kita hadapi merupakan pemain berpengalaman dan tidak banyak mengalami perubahan. Arema juga akhirya enggak lolos karena banyak mengalami bongkar pasang pemain,” kata Hendro.
“Membentuk tim selama sebulan bisa saja secara fisik ya, tapi secara kekompakan rasanya masih belum dapat.”
“Oke, kita tahu semua klub peserta kemarin hanya memiliki waktu persiapan sebulan. Tapi dengan pemain baru kita belum mendapatkan chemistry-nya. Persija misalnya, kan itu tim dengan pemain tahun kemarin. Yang main juga itu.”
“Saya optimis dengan masa depan Borneo FC. Karena dengan memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk membangun chemistry antar pemain. Juga masalah komunikasi atau koordinasi di lapangan. Melihat kualitas pemain yang kita punya, bagus semua.”