Samarinda, nomorsatukaltim.com – Borneo FC Samarinda harus berhitung cermat di laga kedua Piala Menpora menghadapi Persija Jakarta. Selain harus mengantisipasi potensi ledakan Macan Kemayoran yang kalah di laga perdana. Pesut Etam juga harus selesai dengan dirinya sendiri dulu. Perombakan line up rasanya jadi masuk akal. Setelah beberapa pemain dipastikan absen di laga tersebut.
Kalah, evaluasi, mencari formula paten. PR Mario Gomez di Piala Menpora ini jadi terasa kian berat setelah hasil buruk di laga perdana kontra Bhayangkara Solo FC. Dari laga yang berakhir dengan kekalahan tipis Pesut Etam itu. Menuntut Mario harus memutar otaknya lebih keras lagi. Kenapa? Mari kita bahas dari lini per lini.
Dimulai dari lini serang. Sektor ini yang masih jadi batu sandungan besar bagi Borneo FC. Lantaran belum juga tajam sedari tim dikumpulkan akhir Februari lalu. Amer Bekic yang dijadikan tumpuan tim mencetak gol tentu harus mengasah finishing touch-nya. Terutama kemampuan menyundulnya. Karena dipercaya Borneo FC masih akan mengandalkan umpan silang tinggi dari sektor sayap di laga nanti.
Lalu dengan hampir dipastikannya Sultan Samma tak akan dipasang di pos penyerangan. Posisi penyerang lubang harus dipertimbangkan dengan matang oleh Mario Gomez.
Apakah akan langsung memasang Guy Junior sejak awal mendampingi Amer. Atau malah mencoba Sihran, Arya Gerryan, dan M. Fathurahman. Ketiganya bukanlah gelandang serang dan atau penyerang lubang murni. Tapi bisa menjadi opsi.
Sementara untuk posisi sayap, Mario agaknya tidak perlu lagi melakukan eksperimen. Dengan menukar posisi Terens dan Fajar Fathurahman. Seperti di laga perdana. Karena terbukti itu malah mematikan permainan keduanya.
Di laga kontra Bhayangkara itu, Fajar yang tak bermain di posisi favoritnya tampak sangat kagok. Pun dengan Terens, yang di babak pertama bermain di kiri juga tak mampu berkembang. Lantas jadi pemain paling atraktif di babak kedua saat dikembalikan ke kanan.
Opsi terbaik untuk posisi penyerang sayap masih dipegang oleh Terens dengan kecepatan dan kemampuan mengacak-ngacak pertahanan lawan. Serta Fajar sebagai satu-satunya pemain sayap Borneo yang paling berani menusuk ke kotak penalti saat dalam performa terbaiknya.
Beralih ke lini tengah. Borneo FC dipastikan kehilangan kualitas besar. Tanpa kehadiran duo DMF, Nuriddin (dipinjamkan) dan Hendro Siswanto (akumulasi kartu). Maka untuk posisi gelandang bertahan, Ilhamsyah akan menjadi opsi utama. Terlepas penampilannya di laga perdana tidak terlalu bagus.
Wahyudi Hamisi yang baru saja kembali dari masa pemulihan cedera juga bisa jadi pilihan. Namun belum diketahui apakah Wahyudi bisa langsung bermain penuh atau belum. Dan opsi gilanya untuk posisi ini adalah dengan menjadikan Andika Kurniawan gelandang bertahan.
Walau posisi naturalnya adalah bek tengah, Andika punya visi bermain yang jelas. Dan mampu memotong aliran bola. Postur tingginya juga bisa diandalkan saat posisi sepak pojok.
Untuk gelandang tengah, tak perlu jadi kegundahan Mario. Lantaran Sultan Samma siap menjalankan tugas sebagai playmaker. Fakta bahwa Sultan adalah pemain paling efektif di laga perdana. Serta kemampuan bermain di posisi gelandang tengah, gelandang serang, dan sayap membuat pemain ikonik Pesut Etam akan kembali menjadi tulang punggung tim.
Beralih ke pos bertahan. Di lini pertahanan, Mario telah kehilangan dua pemain pentingnya. Yakni Diego Michiels yang masih dalam pemulihan cedera. Serta Nurdiansyah yang harus istirahat setelah mendapat cedera di laga perdana.
“Saya mendapat cedera otot hamstring. Karena salah mendarat waktu loncat. Tergolong cedera ringan karena waktu pemulihannya hanya butuh waktu 4 hari,” kata Nurdiansyah, Kamis 25 Maret 2021.
Walau sebenarnya sudah tak mengalami cedera saat Borneo melawan Persija pada Sabtu besok. Nur ternyata tidak mendapat rekomendasi tim medis tim untuk tampil. Sehingga dipastikan namanya akan dicoret dari daftar pemain versus Persija.
“ Kondisinya sudah lumayan membaik, tapi kayanya lawan Persija belum bisa main. Soalnya saran fisio dan dokter belom 100 persen.”