Jangan Buru-Buru

Sabtu 20-03-2021,10:35 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

WACANA pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi perhatian Ketua Komisi I DPRD Berau Feri Kombong. Dikatakannya, tatap muka bisa dilakukan asal ada kesiapan dan jaminan pelaksanaannya tidak menimbulkan klaster baru.

“Artinya jangan buru-buru mengambil keputusan sekolah tatap muka, sementara di sekolah itu masih belum siap,” katanya, Jumat (19/3). Dalam mewujudkan PTM tentu harus didukung dengan fasilitas pencegahan COVID-19 yang memadai, baik itu alat pencuci tangan di setiap kelas, hingga face shield atau pelindung wajah. Begitu juga dengan sistem belajar mengajarnya juga harus jadi perhatian. Apakah dalam satu kelas tetap menghadirkan keseluruhan siswa, atau dibagi menjadi dua kloter. Sebab, meskipun tren penularan COVID-19 di Berau, bisa dikatakan menurun, bukan berarti tidak menerapkan protokol kesehatan. “Ini yang harus dikaji lagi, apakah sudah siap atau belum. Artinya, jangan mentang-mentang COVID-19 sudah turun, kita sudah bisa sekolah tatap muka. Kesiapan masing-masing sekolah ini yang paling utama,” jelasnya. Berbeda halnya, dengan sekolah di wilayah atau kecamatan berstatus zona hijau di Kabupaten Berau. Seperti Kecamatan Kelay, Maratua, dan sejumlah wilayah yang tingkat penularan COVID-19 nya nyaris tidak ada. “Nah itu bisa jadi pertimbangan untuk didahulukan,” katanya. Menurutnya, ada berbagai pertimbangan mengapa sekolah di pedalaman atau yang zona hijau didahulukan, seperti jaringan internet yang membuat belajar online tidak maksimal. Kemudian, orangtua memiliki keterbatasan dalam membimbing anaknya dalam belajar di rumah. Faktor lainnya, interaksi masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah pedalaman dengan masyarakat dari ibu kota atau wilayah zona merah di Kabupaten Berau juga jarang. “Seperti warga di kecamatan Kelay jaraknya dari ibu kota juga cukup jauh, dan internet di sana juga belum maksimal, itu bisa didahulukan sekolah tatap muka. Tapi tetap menggunakan protokol kesehatan,” jelasnya. Meski begitu, dirinya juga mengingatkan, untuk tenaga pendidik juga diharapkannya mengurangi aktivitas seperti bepergian ke beberapa wilayah yang berpotensi menularkan COVID-19. Jangan sampai kata dia, karena terlalu banyak beraktivitas membuat guru tersebut menjadi terpapar COVID-19. “Kalau bisa di sana saja, ketika sudah diberlakukan tatap muka, jangan sampai malah menimbulkan risiko untuk anak didiknya,” pungkasnya. */ZZA/APP
Tags :
Kategori :

Terkait