Jason Crow

Sabtu 09-01-2021,09:22 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Saya mulai khawatir. Banyak di antara kami yang juga khawatir. Yakni setelah kami melihat jumlah demonstran begitu banyak. Ribuan (banyak sumber menyebut sampai 25.000 orang –DI).

Saya pikir tidak mungkin petugas keamanan Capitol mampu menghadang mereka.

Baru dua menit memikirkan itu saya lihat massa mulai menjebol pagar pengamanan paling luar. Lalu saya lihat petugas keamanan mengungsikan Ketua DPR Nancy Pelosi. Juga pimpinan DPR lainnya.

Sesaat kemudian muncul laporan bahwa mereka sudah memasuki gedung. Perkembangan begitu cepat.

Kami pun mulai mendengar teriakan-teriakan. Jeritan-jeritan. Berarti mereka sudah di dalam gedung. Sudah sampai di lantai bawah.

Sesaat kemudian terlihat petugas mulai mengungsikan  orang-orang yang ada di ruang sidang. Banyak yang bingung apa yang harus dilakukan.

Saya pun menarik kesimpulan. Bahwa keadaan sudah tidak terkontrol. Saya juga melihat seperti tidak ada perencanaan pengamanan yang baik.

Saya harus menggunakan waktu banyak untuk mengajari orang-orang menggunakan masker darurat. Bahkan mengajari bagaimana membuka bungkusnya.

Ketika saya lihat polisi mulai menutup pintu dan menguncinya saya berkesimpulan bahwa kami sedang terjebak. Tidak ada jalan keluar. Massa mengepung ruangan ini.

Ketika saya melihat polisi mengangkat mebel-mebel untuk mengganjal pintu, saya pun berkesimpulan keadaan ini punya potensi berbahaya.

Saya pun menelepon istri. Saya ucapkan padanya saya mencintainya. Saya juga bicara dengan anak-anak. Saya katakan saya mencintai mereka.

Saya jelaskan ke istri bahwa kemungkinan saya harus berkelahi untuk bisa keluar dari ruang sidang ini.

Saya langsung bersikap seperti seorang ranger yang seharusnya. Saya cek semua pintu, apakah terkunci dengan baik. Lalu saya membimbing mereka yang lebih senior untuk menjauh dari pintu. Lalu mencari tempat pertahanan yang terbaik.

Saya juga minta para anggota DPR untuk mencopot pin –tanda sebagai anggota DPR– yang dikenakan di baju. Ini akan membuat mereka lebih sulit mengenali. Saya mengeluarkan pena yang ada di saku, saya genggam, –siapa tahu diperlukan untuk senjata bela diri.

Sesaat kemudian kami mulai mendengar pintu digedor-gedor. Mereka sudah sampai di pintu. Mereka mencoba menjebol pintu-pintu ruang sidang.

Saya pun menyimpulkan tidak ada jalan lain kecuali berjuang untuk bisa keluar. Dan saya merencanakan itu.

Tags :
Kategori :

Terkait