Masih Dilematik

TANJUNG REDEB, DISWAY - Daerah masih ragu. Termasuk Berau. Untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim yang membolehkan tatap muka pada Januari 2021 membuat dilematik. Beberapa sekolah meminta tanggapan orangtua siswa. Melalui poling.

Sebagian menolak. Dermayana misalnya. Orangtua siswa di Tanjung Redeb ini, mengaku belum setuju pembelajaran tatap muka. Ia khawatir dengan kondisi anaknya yang kini duduk di kelas 2 salah satu SMP di Tanjung Redeb. Melihat terus bertambahnya kasus konfirmasi beberapa minggu terakhir. Walau Dermayana mengaku sibuk. Sebagai pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Dan juga harus mengontrol anak. Termasuk pola belajarnya. "Saya tak mau ambil risiko. Walau berat, tidak berani mengizinkan anak ke sekolah. Belajar di rumah saja dulu," tegasnya. Begitu pula dengan Irvana Dewi, warga Gunung Tabur. Ia yang memiliki anak berkebutuhan khusus, bersekolah di sekolah dasar luar biasa (SDLB). Dikatakan, anaknya sulit beradaptasi di tengah kondisi pandemik COVID-19. Irvana mengaku siap anaknya melakukan pembelajaran jarak jauh. Tapi pemerintahan harus menyiapkan skema khusus untuk anak berkebutuhan khusus. Sementara Kepala UPTD Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim Wilayah Berau, Yuanita Sari mengungkapkan, beberapa sekolah melakukan poling. Di antara pertanyaan mengarah kepada kesiapan sekolah, bagaimana orangtua menanggapinya. “Keputusan pembukaan sekolah tergatung pemerintah daerah lagi yang melibatkan orangtua,” jelasnya kepada Disway Berau, Minggu (27/12). Itu sesuai kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bahwa pembelajaran tatap muka sesuai keputusan masing-masing daerah dan harus meminta izin orangtua untuk memulai kegiatan. Sehingga Yuanita mengaku, orangtua boleh tidak mengizinkan anaknya belajar tatap muka. Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan Berau, Suprapto mengaku, membuka sekolah harus dibicarakan dengan Tim Percepatan Penanganan COVID-19 Berau. Juga harus ada persetujuan orangtua siswa. (*)