Perayaan Natal, Dinkes Kutim Minta Jangan Ada Anjangsana

Senin 21-12-2020,20:12 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Kutim, Nomorsatukaltim.com - Tak lama lagi umat Kristiani merayakan Natal. Momen tersebut kerap dijadikan keluarga untuk berkunjung ke kerabat dan sanak saudara. Namun situasinya berbeda kali ini. Sebab peringatan kelahiran Isa Almasih masih dalam kondisi pandemi COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim dr Bahrani Hasanal mengimbau jangan ada anjangsana keluarga yang berlebihan saat Natal. “Masyarakat harus cerdas memahami bagaimana bersama-sama untuk menekan penyebaran COVID-19 ini,” kata Bahrani. Sebaiknya proses anjangsana menggunakan fasilitas video call. Mengingat di acara silaturahmi terdapat potensi penularan virus. Karena saat makan pasti masker akan dilepas. Percikan droplet akan keluar saat bicara atau batuk. Kemudian dihirup oleh orang terdekat. “Apalagi saat ini sudah masuk kasus klaster keluarga,” ucapnya. Ditambah sumber penularan tidak dapat terdeteksi. Jika tidak dilakukan pemeriksaan swab PCR terlebih dahulu. Sementara terbanyak kasus terkonfirmasi positif yang ada masuk klasifikasi orang tanpa gejala atau OTG. “Makan bersamaan. Di situlah ada potensi penyebaran,” tutur dia. Dijelaskan, seluruh pihak tentunya tidak ingin pandemi ini berlarut-larut. Sebab itu butuh partisipasi mayarakat. Pemulihan ekonomi akan semakin baik jika masyarakat juga membantu pemerintah menekan penyebaran virus corona. Selain itu, Dinkes Kutim terus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat. Imbauan bakal digencarkan. Berkeliling ke seluruh penjuru. Upaya ini juga seturut dengan langkah kepolisian dalam rangka operasi lilin Mahakam. Bakal turut mendukung penegak hukum daerah sehubungan kepatuhan protokol kesehatan di tempat ibadah. “Jadi kami terintegrasi ini,” urainya. Sehubungan libur Natal dan tahun baru, Dinkes Kutim meminta masyarakat untuk tidak bepergian. Tetap di rumah dan mematuhi protokol kesehatan. Sehingga tren kasus aktif bisa ditekan. Dalam beberapa hari ini penambahan kasus aktif jumlahnya cukup banyak. Dua kecamatan masih berstatus zona merah. Meliputi Kecamatan Sangatta Utara dan Kecamatan Sangatta Selatan. “Untuk itu mari secara bersama-sama kita berperan dalam menekan penyebaran virus ini, semua harus dimulai dengan kesadaran diri sendiri,” pungkasnya. (bct/sam)
Tags :
Kategori :

Terkait