Kasus COVID-19 di Kaltim Masih Tinggi

Minggu 20-12-2020,21:01 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Lonjakan penyebaran kasus COVID-19 masih terus terjadi. Di Kaltim, kurvanya bahkan terus menanjak. Dari data Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Kaltim, angka positif baru mencapai 155 kasus, pada Minggu (20/12/2020).

Kali ini, kontribusi kasus didominasi dari wilayah Balikpapan, dan Kutai Kartanegara. Sehingga, total kasus COVID-19 di Kaltim kini sudah mencapai 24.080. Sejak pandemi ini mulai mewabah di bumi Etam pada Maret lalu. Meski begitu, masifnya laporan kasus COVID-19 di Kaltim, dilihat Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, dr. Swandari Paramita sebagai hal yang positif. Artinya, kemampuan testing di Kaltim sudah sangat memadai. Ia bahkan menyebut, kemampuan testing di Kaltim masuk dalam 3 besar. Setelah DKI Jakarta dan Sumatera Barat. Sebagai daerah dengan kemampuan testing terbanyak. "Daerah lain, seperti gunung es Titanic. Tidak kelihatan saja," ucapnya. Namun, Swandari mengakui, terlepas dari kemampuan testing. Kasus COVID di Kaltim memang cukup tinggi. Hal ini, harus menjadi peringatan bagi semua pihak. "Harusnya kalau bagus itu. Testing tinggi tapi hasilnya negatif semua. Ini kan tidak, hasilnya positif semua," keluh Swandari. Faktor tingginya peningkatan kasus positif, menurut akademisi Fakultas Kedokteran Unmul ini. Adalah pelonggaran protokol kesehatan di masyarakat. Masker yang asal pakai, tak rutin cuci tangan dengan sabun, dan kerumunan massa yang mulai masif di berbagai tempat. Namun, ia mengaku juga tak bisa menyalahkan masyarakat. Berbagai pihak, kata dia, sudah lelah dengan pandemi ini. Sehingga yang terjadi adalah sikap tak acuh pada penyebaran virus. "Semua pihak sudah pada tahap 'kita capek.' Masyarakat capek dikurung. Tenaga kesehatan juga lelah. Semua sudah berjuang 9 bulan ini melawan pandemi," ungkap Swandari. Ia hanya berharap, vaksin yang kini sedang disiapkan pemerintah. Mampu mengurangi penyebaran virus. Walau pun pada prinsipnya, vaksin hanya mampu menekan penyebaran virus dalam tubuh. Bukan mengobati. Tapi setidaknya, ketersediaan vaksin akan membantu masyarakat dalam menghadapi infeksi virus. Serta meminimalisasi dampak kesehatan yang ditimbulkan. "Vaksin dapat mencegah supaya orang yang terinfeksi COVID-19, tidak jatuh pada kondisi serius," pungkasnya. (krv/zul)
Tags :
Kategori :

Terkait