Tenang, Sampai 2021 Konstruksi Waduk Benanga Masih Aman Kok

Minggu 13-12-2020,10:51 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Waduk Benanga atau Bendungan Lempake terus diperbaiki konstruksinya. Kepala Satker Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai III Kalimantan, Adi Kusworo memastikan itu.

Bendungan memang jebol pada 1998. Usai itu, tubuh bendungan terus mengalami perbaikan dan penguatan secara konstruksi.  Hal itu merupakan salah satu upaya untuk mengurangi potensi jebolnya bendungan terulang. Ia menyebut sejak 2014 Bendungan Lempake dilakukan perbaikan untuk meningkatkan standar keamanan. Itu dilakukan melalui proyek Dam Operational Improvement Safety (DOIS). Dari kementerian PUPR, dengan bantuan pendanaan Bank Dunia dan Asian Development Bank. Terakhir proyek itu dikerjakan pada 2019. Oleh BWS sendiri. Secara umum, kata Adi, kontruksi tubuh bendungan dalam keadaan baik. Dan hal itu terus dipantau melalui instrumen peralatan digital yang otomatis membaca keadaan tubuh bendungan, apabila ada keadaan-keadaan abnormal.  "Dan kondisi peralatan-peralatan itu masih baik," imbuhnya Hanya saja yang masih menjadi tantangan adalah bagaimana meningkatkan kemampuan reduksi banjir bendungan itu. Sebab sejak awal memang tidak di desain untuk pengendalian banjir. Sementara, satu-satunya cara meningkatkan kemampuan reduksi banjir itu ialah melakukan peningkatan. Tanggulnya dibuat tambah tinggi. Namun masalahnya, harganya terlalu mahal jika itu dilakukan. Sebab jika tubuh bendungan ditinggikan, daerah hulu seperti Pampang akan tenggelam. Karena perbedaan elevasi tidak jauh berbeda antara Waduk Benanga dengan daerah hulu. Atau relatif flat. Datar. Baca juga: Harapan di Bendungan Lempake Tahun 2020 Selain itu, dengan meninggikan tubuh bendungan, memang akan semakin memperluas wilayah cakupan tampungan atau genangan air. Tapi akan amat banyak lahan yang harus dibebaskan. Untuk ditenggelamkan. Ini butuh biaya besar. "Akhirnya tak ada pilihan lain selain merawat bendungan yang ada sekarang. Masa mau menenggelamkan desa budaya Pampang," Sebab kondisinya memang sudah begitu, tidak bisa diharap mampu mereduksi banjir secara maksimal.  Adi Kusworo, memaparkan, saat ini memang pihaknya tengah melakukan studi dan detail desain komprehensif penanganan sedimentasi di Bendungan Lempake. Progresnya sudah sampai penyampaian laporan pertengahan. Serta pembahasan oleh asesor dan sejumlah ahli. Ia mengatakan, pembahasan itu memang lebih banyak berkutat pada upaya penanganan sedimentasi. Yang langkah utamanya dengan menjaga tata guna lahan dan mempertahankan ketebalan vegetasi di daerah hulu bendungan. Selain itu, dalam kajian itu, menyebutkan, perlunya memetakan aliran-aliran anak sungai yang bermuara di Bendungan Lempake. Untuk menentukan aliran sungai yang paling banyak menyumbang sedimentasi. Untuk nantinya dibuat bangunan pengendali sedimentasi (check dam) "Itu salah satu alternatif. Dengan membangun check DAM di sebagian dari tujuh sungai kecil-kecil yang bermuara ke Waduk Benanga. Yang dinilai paling besar menyumbang sedimentasi," jelas Adi Dan alternatif terakhir adalah upaya pengerukan. Untuk menambah tampungan banjir. "Jika Bendungan Lempake ingin difokuskan untuk pengendalian banjir." Namun itu tidak bersifat konkrit. Harus dilakukan terus menerus. (das/boy)
Tags :
Kategori :

Terkait