Ternoda Lagi

Selasa 08-12-2020,10:08 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Tanjung Redeb, Disway – Helatan pesta demokrasi di Bumi Batiwakkal, kali ini kembali ternoda. Setelah aksi penganiayaan Rabu (2/12) lalu, kejadian serupa terulang lagi Senin (7/12) dini hari. Kali ini lebih parah, korban yang sama Ri (27) dari relawan paslon 02 dibacok.

Sebelumnya, Ri menjadi korban pengeroyokan di Jalan Karang Anyar, Kelurahan Karang Ambun, Rabu (2/12) lalu. Diungkapkan Ri, penganiayaan yang kali ini menimpa dirinya, terjadi di Jalan Marsma Iswahyudi, Kelurahan Rinding, Teluk Bayur, sekira pukul 02.30 Wita. Dia melihat seseorang yang sedang membagikan koran PENDULUM, yang isinya dianggap Ri sebagai fitnah terhadap almarhum Bupati Berau Muharram. Dia mencoba untuk mengejar orang tersebut, dan berupaya mengonfirmasi. Namun, tiba-tiba segerombolan orang tak dikenal mengadang jalannya. Sempat mencoba kabur menggunakan motornya. Namun, salah jalan. Malah terjebak di jalan buntu. Terdesak, Dia berupaya untuk memutar balik kendaraan menuju beberapa orang yang sudah menunggu di depan jalan tersebut. Dengan membulatkan tekad, memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, bermaksud seolah-olah akan menabrak gerombolan tersebut. Bukannya menepi, gerombolan orang itu mengayunkan sajam ke arah Ri. Sontak Ri langsung terkena tebasan benda tajam tersebut di lengan tangan kirinya. “Jadi saya sendirian. Karena panik dijegat, saya langsung kabur. Malah dibacok dengan parang,” tuturnya kepada Disway Berau, setelah mendapat penanganan oleh tenaga kesehatan, sekira pukul 03.00 Wita. Walaupun mendapat luka bacok di lengan, Ri tetap memacu kendaraannya hingga di persimpangan Kilometer 5. Dan meminta bantuan kepada rekannya yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. “Saya teriak tolong ke teman saya, saya langsung di bawa ke RSUD dr Abdul Rivai,” katanya. Berdasarkan keterangan saksi yang merupakan rekan Ri dan Namanya enggan dikorankan, luka yang dialami Ri cukup parah. Bahkan, luka bacokan membuat bagian tulang Ri terlihat. Untuk menghentikan pendarahan, saksi mencoba mengikat atau melilit luka Ri. Sepanjang perjalanan, saksi mencoba untuk terus berkomunikasi dengan Ri, menjaga Ri agar tetap sadarkan diri. Dikatakannya, lebih dari 20 jahitan pada luka bacok Ri. “Korban cukup banyak kehilangan darah. Bahkan, baju dan celananya pun berlumuran darah,” urainya di depan ruang IGD RSUD dr Abdul Rivai. Wakapolres Berau, Kompol Andin Wisnu mengatakan, telah memproses laporan tersebut. Bahkan, pihaknya pun telah menyisir tempat kejadian perkara (TKP). “Laporan sudah kami akomodir dan personel pun sudah turun ke lapangan untuk mencari pelaku pembacokan,” pungkasnya. Andin belum bisa memberikan keterangan lebih rinci, menunggu hasil penyelidikan pihaknya. Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Paslon 02, Achmad Najib Fatoni mengaku kecewa, dan sangat menyesalkan adanya kejadian tersebut. Dikatakannya, Pilkada tahun 2020 adalah pesta demokrasi terkotor yang pernah terlaksana di Bumi Batiwakkal. “Ini kejadian yang sangat memprihatinkan. Di mana pola-pola yang dibangun oleh pihak lain, sehingga kekerasan dan premanisme bisa dilakukan,” ujarnya kepada Disway Berau, Senin (7/12). Lanjutnya menyayangkan, Berau yang kondusif dinodai oleh tindakan seperti ini. Dia pun berharap agar kejadian tersebut tidak terulang dalam kontestasi politik mendatang. “Jangan berbuat nista dengan menghalalkan segala cara,” katanya. Ditegaskannya, kontestasi politik di Berau sudah tidak sehat. Apalagi, sudah ditemukan beberapa kali peristiwa penganiayaan. Pakde Toni-saapaannya-menduga pelaku pembacokan adalah kelompok yang sama saat melakukan penganiayaan di Jalan Karang Anyar, beberapa waktu lalu. “Ini hanya dugaan kami. Tapi kami tegaskan bahwa kami tidak menuduh,” ujarnya. Menurutnya, sejak tahun 2005 hingga 2020, ini merupakan pesta demokrasi terkotor yang pernah terlaksana. “Pilkada ini tidak terhormat dan merusak demokrasi,” ungkapnya. KORAN PENDULUM PENDULUM, koran dari Jakarta tersebar di Berau. Berita yang disajikan cukup menohok. Karena menyorot sosok almarhum Bupati Berau Muharram. Merasa dirugikan dengan adanya koran tersebut, Ketua Tim Pemenangan 02, Achmad Najib Fatoni mengatakan, bahwa hal itu sangat tidak etis. Karena, banyak isi berita yang dinilai tidak faktual berdasarkan perjalanan Muharram sebagai bupati Berau. “Apakah itu sesuai dengan faktanya?” tanyanya. Pakde Toni berharap, dengan banyaknya koran ilegal tersebut beredar di masyarakat, pihak berwenang perlu memproses secara hukum.“Itu harapan kami,” katanya. Apalagi, kejadian pembacokan disinyalir berawal dari korban yang hendak mengambil atau mengamankan koran tersebut. Entah bagaimana, pelaku mungkin merasa risih atau merasa terganggu dengan kehadiran korban sehingga terjadilah peristiwa pembacokan. “Kejadian itu sangat kami sayangkan. Dan kami berharap agar pelaku dapat diamankan dengan cepat,” ungkapnya. Dikatakannya, percaya seratus persen kepada Polres Berau untuk menyelesaikan persoalan tersebut.“Saya yakin, pelakunya bisa segera di tangkap,” tandasnya. *fst/app
Tags :
Kategori :

Terkait