75 Persen Koperasi di Kutim Sehat Wal Afiat

Rabu 25-11-2020,16:38 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Kutim, nomorsatukaltim.com – Dibanding Kutai Barat yang koperasinya mayoritas tidak sehat. Di Kutai Timur kondisinya berbeda. Saat ini terdapat 1.026 koperasi, dan sebagian besar berhalan stabil dan sehat wal afiat.

Koperasi-koperasi di Kutim itu bergerak di banyak sektor. Tapi belakangan, segmentasi koperasi kelapa sawit menjadi primadona karena sangat menjanjikan keuntungan. Saat ini tercatat 150 koperasi di Kutim mengelola kelapa sawit. Dengan konsep kemitraan dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menjamur di Kutim.

Usut punya usut. Yang bikin koperasi sawit sehat adalah karena ruang geraknya luas. Tak hanya mengurusi petani yang kebagian jatah plasma sawit saja. Tapi juga banyak kecipratan job dari perusahaan mitra.

“Selain mengurus harga jual TBS (tandan buah segar). Koperasi terkadang jalankan usaha pengangkutan atau pengadaan di perusahaan tersebut,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kutim, M. Husaini.

Mulai dari pengadaan solar, pembuatan jalan, membangun mes pegawai bisa dikerjakan koperasi. Inilah yang membuat koperasi yang bermitra dengan perkebunan kelapa sawit lebih sehat. Selain usaha yang lebih banyak, perusahaan juga punya andil dalam mengendalikan manajemen koperasi.

“Lantaran mereka sudah bermitra. Jadi mau tidak mau harus bisa bertahan,” sebutnya.

Husaini menyebut, koperasi yang bermitra dengan perkebunan kelapa sawit ini seluruhnya berada di kecamatan. Muara Wahau dan Sandaran menjadi kecamatan yang terbanyak memiliki koperasi kemitraan ini.

“Untuk di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, koperasi banyak bergerak di sektor jasa dan simpan pinjam,” sebutnya.

Sementara itu, jumlah koperasi yang tak sehat di Kutim mencapai 256 koperasi. Dari yang mulai tersendat jalannya, sampai sudah benar-benar kolaps. Banyak faktor yang menyebabkan koperasi tidak berjalan sebagaimana mestinya.

“Itu sekitar 25 persen dari total jumlah koperasi. Tapi tidak sedikit juga yang bisa berjalan bagus hingga sekarang,” kata Husaini.

Jika sebuah koperasi dalam dua tahun berturut-turut tidak mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Bisa dipastikan koperasi tersebut tidak aktif lagi atau kolaps. Untuk ini, pihaknya selalu meminta laporan kepada koperasi terkait berjalannya RAT itu. “Jadi kami terus pantau. Kalau bisa kami bantu dalam menjalankan usahanya,” tandasnya (bct/ava)

Tags :
Kategori :

Terkait