Jadi Supplier Media Tanam Juga Menjanjikan

Minggu 22-11-2020,17:44 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Di balik ramainya bisnis tanaman hias, ada peluang menjanjikan lainnya. Yaitu menjadi pemasok media tanam.

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Berbisnis dengan tanaman, di tengah pandemi seperti sekarang tengah digandrungi oleh masyarakat. Kalangannya pun beragam. Jenis tanamannya pun macam-macam. Di Samarinda, mulai Maret lalu, beberapa kesibukan masyarakat dialihkan dengan hobi bercocok tanam. Yang juga dinilai memiliki peluang besar tersebut. Seperti tanaman hias aglonema, kaktus, dan bonsai. Yang bisa menjadi hobi sekaligus bisnis. Tetapi berbisnis dengan tanaman memiliki sisi lain. Seperti bisnis menjadi penyuplai media tanam yang dilakukan Bachtiar Evendy Tombalisa. Pria berusia 30 tahun ini menggeluti bisnis tersebut sejak tiga bulan terakhir. Berawal dari analisisnya yang melihat potensi bisnis tanaman. Mulai dari Kota Tepian. Hingga ke luar kota. Bahkan sampai ke Jawa. Diterangkan Bachtiar Evendy Tombalisa, bisnis ini memang sedang naik daun. Tentunya karena masyarakat yang merasa jenuh dan menjadikan hobi bercocok tanam sebagai rutinitas harian. Dirinya pun mengakui memiliki teman-teman yang juga berkecimpung di dunia cocok tanam. Hingga awal Maret kemarin, kaktus pun menjadi tanaman yang digandrungi waktu itu di kalangan komunitas. Bachtiar Evendy Tombalisa melihat, saat itu untuk kebutuhan media tanam memang jarang ada di Samarinda. Lalu dirinya pun berinisiatif, mendatangi supplier yang berada di Jawa. Tepatnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bachtiar Evendy Tombalisa mempelajari semuanya satu-persatu. Kemudian dirinya mulai mendatangkan pasir Malang ke Samarinda. Yang awalnya kualitas pasir tersebut bisa dikatakan biasa saja. Hingga kini, dirinya bisa menyuplai kebutuhan pasir Malang kualitas premium. Pria yang akrab disapa Vendy ini menggeluti bisnis tersebut sesuai dengan perkembangan jenis tanaman yang sedang trend di pasaran. Ketika aglonema sedang booming, dirinya pun menyuplai beberapa jenis vitamin tanaman untuk aglonema. Termasuk untuk tanaman hidroponik. "Pasir (Malang) awalnya kita datangkan langsung 3 ton, kemudian kita datangkan dengan kualitas yang lebih baik, dan jujur itu lebih mahal. Dengan perbedaan harga Rp 20.000, tapi tetap, habis juga pasirnya," ucapnya antusias, Jumat (20/11). Kemudian, dirinya pun menyediakan beberapa jenis pot. Yang bisa dipesan secara custom oleh pelanggannya. Namun, untuk pengenalan produk tersebut, dijelaskan Vendy, memang belum ia lakukan. Khususnya di media sosial Instagram Pasplantproject. Tetapi dirinya menegaskan, untuk orderan custom pot ini sudah memiliki pasar sendiri. "Jika kita posting di Instagram kita, pasti laku, pasti banyak yang membeli," katanya. Dirinya memang mengakui, mengikuti tren bisnis suplai media tanam sangat baru di Samarinda. Dan bisnis ini memang menjanjikan. Dengan modal awal yang ia gelontorkan senilai Rp 7 juta. Kendalanya sendiri, diterangkan Vendy hanya kepada ekspedisi. Yakni pelayanan ekspedisi yang slow respons. Atau memerlukan waktu yang lama. "Kalau kendala di supplier yang ada disana (Jawa Tengah dan Timur) justru tidak ada, mereka konsisten sekali," bebernya. Vendy menjelaskan, sebulan untuk pasirnya saja dirinya rutin mengorder sebanyak 4 ton. Dia memastikan dalam waktu satu bulan ke depan, stok tersebut akan habis. Kemudian untuk vitamin tanaman, masalah yang Vendy hadapi cukup banyak. Seperti supplier yang susah dirinya temukan. Lantaran harga yang terbilang murah, kemudian cepat terjual juga. Bisa dibilang Vendy harus berebutan untuk bisa mendapatkan vitamin tanaman yang berkualitas. "Vitamin tanaman hias banyak yang (muncul) baru. Ada yang dicari dan se-Indonesia itu sudah langka, kayak NPK seimbang Grow More," jelasnya. Untuk customer, secara langsung yang ia supplai berada di daerah Samarinda, Kubar, dan Berau. Namun dari pedagang toko tanaman hias ke user atau customer personal, sudah sampai ke wilayah Sumatera. Itu yang Vendy dengar dari cerita rekanannya. Vendy menuturkan, produk-produk yang ada di Pasplantproject sendiri ada pasir Malang, sekam padi mentah dan sekam padi bakar. Lalu, kompos daun bambu yang sudah di campur tanah humus. Dan sudah siap pakai. "Jadi bukan daun bambu kering diambilin terus harus difermentasikan, enggak. Sudah jadi. (Kita) ambil di Jawa Tengah itu," sambungnya. Vendy menambahkan, bisnis ini banyak yang meragukan karena dinilai musiman. Tetapi, ia mengatakan lagi, jika konsistensinya ada bisnis ini menjanjikan sekali. Mengikuti tren tanaman juga harus dikuasi oleh pelaku usaha ini. Keuntungan yang Vendy peroleh dibeberkan olehnya senilai Rp 20 juta sebulan. Pemasaran produk yang ia suplai pun Vendy lakukan dengan beberapa cara. Mulai dari sosial media Instagram. Hingga mendatangi konsumen toko hias secara langsung sembari membawa produknya. "Media tanam kan itu-itu saja, tapi kita lihat juga. Apa tanaman yang lagi hits, kita ikutin. Kita sediakan medianya, memperhatikan peluang intinya," pungkas pria yang tinggal di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Karang Asam, Kecamatan Sungai Kunjang. (nad/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait