Kutim Kurang Penyuluh Pertanian, Ini Kata Kadistanak

Rabu 18-11-2020,13:49 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Kutim, nomorsatukaltim.com – Beberapa waktu lalu, Pjs Bupati Kutim Jauhar Efendi menyoroti kurangnya jumlah penyuluh pertanian di Kutim. Masih ada saja desa yang tidak memiliki penyuluh pertanian. Yang membuat potensi pertanian suatu desa menguap begitu saja. Keluhan itu ia dapatkan ketika mengunjungi beberapa daerah dalam kunjungan kerjanya.

Dikonfirmasi soal itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Timur, Sugiono. Mengaku bisa saja menempatkan satu penyuluh di setiap desa. Namun memang yang terjadi sejauh ini adalah. Penempatan penyuluh pertanian ditetapkan berdasar besar kecilnya potensi pertanian dan jumlah kelompok tani di kecamatan atau desa di Kutim.

Ada beberapa kecamatan yang jumlah penyuluhnya relatif banyak. Dijelaskan Sugiono, itu dikarenakan jumlah kelompok taninya memang banyak. Berbanding lurus dengan potensi pertaniannya yang memang besar.

“Jadi kami berpatokan pada potensi desa yang ada. Jika potensinya besar maka perlu penyuluh pertanian yang banyak," ucap Sugiono.

Ia menambahkan, ada rasio dalam penempatan penyuluh tersebut. Terutama melihat luasan daerah pertanian serta melihat jumlah kelompok tani yang ada pada satu desa. Sehingga menurutnya tidak ada istilah petugas penyuluh menumpuk di satu kecamatan atau desa. Mengingat semua sudah disesuaikan porsinya sesuai potensi yang ada.

"Perlu diketahui, satu orang penyuluh bertangung jawab membina minimal 8 kelompok tani. Maka jika ada desa yang memiliki 16 kelompok tani, wajar saja jika ditempatkan 2 orang penyuluh pertanian di situ,” sebutnya.

Terungkap pula, rasio dalam penempatan penyuluh pertanian tersebut erat kaitannya dengan karier penyuluh itu sendiri. Sebab dalam penilaian kenaikan pangkat seorang penyuluh pertanian lapangan wajib membina sampai delapan kelompok tani. Maka akan sulit untuk mengusulkan kenaikan pangkat jika tidak mengikuti rasio tersebut.

“PPL merupakan jabatan fungsional, yang memerlukan angka kredit untuk penentuan jenjang kariernya. Tentunya harus dipikirkan pula hal sepeti itu,” sebutnya.

Tetapi ia mengakui, peran tenaga penyuluh pertanian saat ini memang butuh ditingkatkan. Agar bisa lebih menggenjot lagi produksi dan hasil pertanian di Kutim. Termasuk sama pentingnya untuk mengaupgrade kemampuan dari penyuluh pertaniannya sendiri.

Agar pendampingan di lapangan sesuai dengan pergeseran era yang tentu perlu pengetahuan baru untuk meningkatkan hasil. Atau minimal bisa memecahkan masalah-masalah baru yang mungkin di masa lampau belum pernah terjadi.

Mengingat era teknologi digital yang terus berkembang, tentu bisa membantu para petani. Terutama terkait kecepatan informasi harga komoditas, pemasaran hingga teknologi terbaru guna peningkatan hasil pertanian.

"Karena petani tentu tidak paham dan kurang mengetahui perkembangan teknologi. Hal ini bisa dikembangkan pula oleh penyuluh," tandasnya. (bct/ava)

Tags :
Kategori :

Terkait