Robby Sumampow

Kamis 15-10-2020,05:34 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Saya tidak menduga bahwa pertanyaan itu salah waktu. Detik itu Robby Sumampow lagi kritis di ICU di RS Singapura. Lalu meninggal dunia keesokan harinya. Jenazahnya dimakamkan di Solo pagi ini.

Di Surabaya, Robby dikenal luas memiliki lahan sekitar 200 hektare. Lahan itu dibelah jalan tol. Sisi barat jalan tol itulah yang dijadikan lapangan golf. Dan perumahan mewah. Dan mal. Dan apartemen.
Yang sisi timur tol masih berupa lahan kosong yang luas.

Robby memang punya banyak properti.

Di Jakarta. Di Bandung. Jogja. Surabaya. Dan tentu juga di Solo.

Nama Robby mulai nge-top saat Indonesia mengambil alih Timor Timur. Waktu itu Benny Moerdani mencari pengusaha yang mau berjuang bersama tentara di Timor Timur.

Yakni agar ada pengusaha yang mau mengirim barang kebutuhan rakyat Timtim. Mulai bahan makan, sandang, sampai kendaraan seperti sepeda. Agar rakyat Timtim bisa hidup lebih baik setelah menjadi warga negara Indonesia.

Persoalannya: kapal pengangkut barang ke Timtim itu pulangnya akan kosong. Itu menjadi mahal. Maka Robby Sumampow diberi hak monopoli kopi hasil bumi Timtim. Untuk mengisi kapal yang kosong menuju Surabaya.

Timtim membuat Robby akrab dengan Jenderal Benny Moerdani. Apalagi saat itu uang operasi untuk militer tidak bisa dipenuhi seluruhnya oleh APBN.

Robby pun menyanggupi tantangan ABRI saat itu. Ada unsur berjudi di situ. Tapi Robby adalah pejudi yang asli. Hobi judinya dikenal luas oleh teman-temannya. Pun sampai Las Vegas.

Bahkan Robby pernah  mendirikan proyek perjudian di sebuah pulau milik Australia. Yang letaknya hanya 1 jam penerbangan dari Jakarta. Yakni pulau Christmas. Yang letaknya di laut, di selatan Pelabuhan Ratu.

Logikanya: banyak sekali pejudi dari Indonesia mau ke sana. Hanya terbang satu jam. Tentu mereka mau ke Christmas Island yang begitu dekat. Robby pun menyediakan pesawat carter jurusan Jakarta-Christmas Island.

Ternyata proyek itu tidak sebagus perencanaannya. Sepi. Akhirnya ditutup.

Robby memang punya modal nama: yakni sebagai orang yang punya kemampuan mengelola judi. Ia pernah dipercaya pemerintah untuk mengelola judi lotre Indonesia: SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah).

Robby pun mengajak Didi Darwis untuk ikut sama-sama menangani SDSB. Menjadi pemegang saham.

Robby dikenal teman-temannya sebagai setia kawan. “Saya masih sering bertemu di Singapura. Masih sering juga diajak ke MBS,” ujar Didi Darwis. MBS adalah Marina Bay Sands –pusat perjudian di Singapura.

Robby, kata Darwis, juga tidak pilih-pilih tempat makan. Di pinggir jalan pun ia datangi. Asal enak.

Tapi kebiasaan merokoknya tidak terkendali. Pun ketika sudah mengeluh dadanya sesak. Sampai pun di tengah pandemi ini. Lalu terpaksa diterbangkan ke Singapura dengan pesawat khusus. Diketahuilah ia menderita kanker paru. Sudah stadium akhir. Akhirnya meninggal dunia itu –di usia 77 tahun.

Tags :
Kategori :

Terkait