Superholding Temasek

Selasa 22-09-2020,06:03 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Siapa yang ditunjuk sebagai pimpinan puncak perusahaan BUMN pastilah ada unsur politiknya. Termasuk mengapa pimpinan puncak Temasek dipercayakan kepada madam Ho Ching.

Madam Ho Ching adalah istri perdana menteri Singapura Lee Hsien Loong. Bahkan sejak Ho Ching masih berstatus menantu Lee Kuan Yew.

Bagaimana pula madam Ho Chin bisa menduduki jabatan CEO Temasek begitu lama. Pasti ada bau politik. Sejak 2004 Ho Ching menjadi CEO. Berarti sudah 16 tahun.
Itu berarti Temasek itu stabil sekali. Kestabilan politik di Singapura adalah sumber dari kestabilan Temasek.

Perusahaan itu, rasionalnya, memang tidak boleh sering-sering ganti CEO. Perusahaan itu berbeda dengan birokrasi. Perusahaan memerlukan strategi jangka panjang. Yang harus secara konsisten dipegang.

Pemegang strategi yang terbaik adalah yang melahirkan strategi itu. Atau yang ikut merumuskan dan meyakini kebenaran strategi itu.

Kestabilan seperti itu yang tidak ada di BUMN Indonesia. Sumbernya, ya, ketidak stabilan politik. Bahkan ada BUMN besar yang dirutnya berganti tiga kali dalam dua tahun. Ada juga direksi baru yang pekerjaannya memperkarakan direksi sebelumnya. Bukan karena idealisme tapi hanya untuk menutupi kelemahannya.
Semua itu karena unsur politik lebih dominan di BUMN.

CEO BUMN memang ditentukan secara politik. Yakni ditentukan oleh pemerintah. Tapi di Temasek di bawah CEO, semuanya murni profesional. Sampai ke dirut-dirut perusahaan di bawahnya. Apalagi yang di bawahnya lagi.

Penentuan CEO-nya pun bukan semata-mata menantu atau istri. Tapi kapasitas yang diakui secara luas.

Saya bersyukur mengenal secara pribadi madam Ho Ching. Beberapa kali bertemu. Atau makan bersama. Atau bertukar e-mail. Sejak sebelum menjadi sesuatu.

Saya lihat sama sekali tidak ada ‘bau politik’ pada diri madam Ho Ching. Saya melihat tidak ada pengawalan saat dia datang untuk makan malam di sebuah restaurant di sebuah hotel. Tidak juga ada ajudan. Jauh dari kesan istri seorang perdana menteri.
Demikian juga kantornyi di kantor pusat Temasek: begitu simpel. Minimalis. Jauh dari kesan kantor seorang CEO Temasek yang kita bayangkan.

Rasanya madam Ho Ching itu kebetulan saja menantu Lee Kuan Yew atau istri perdana menteri. Aslinya dia memang orang pinter yang punya kemampuan manajerial dan tahu menghargai prestasi bawahannyi. Dia bukan tipe CEO yang selebriti.

Di tengah jalan, madam Ho Ching punya inisiatif untuk berhenti. Sudah diputuskan pula agar CEO Temasek berikutnya adalah profesional. Yakni pakar manajemen kelas dunia, sesuai dengan level baru Temasek.
Calon CEO baru itu berkebangsaan Amerika.
Tapi keputusan ini dibatalkan. Alasannya: Temasek itu juga mengurus cadangan devisa negara. Masak cadangan devisa negara dikelola oleh CEO yang warga negara asing.

Jadilah Madam Ho Chin tetap di jabatannyi.
Temasek itu secara teknis-hukum adalah perusahaan. Keputusan tertinggi ada di RUPS. Tapi kebijakan manajemen Temasek melampaui statusnya sebagai perusahaan. Temasek mempunyai kebijakan bahwa praktek manajemen dan keterbukaan keuangannya berkelas internasional.

Temasek mengikatkan diri  pada konvensi-konvensi profesionalitas dan keterbukaan keuangan internasional.

Itu berarti auditnya tidak hanya dari lembaga auditor independen Singapura. Temasek juga terbuka untuk diaudit lembaga-lembaga manajemen dan keuangan yang tergabung dalam konvensi internasional itu.
Artinya: laporan keuangannya harus dibuka sampai sejauh itu. Demikian juga proses manajemennya —termasuk proses rekrutmen pimpinan perusahaan.

Setelah tahu begitu tinggi tingkat ptofesionalitas Temasek itu emosi saya pun turun. Apalagi setelah menyadari budaya kita kurang lebih sama dengan orang Malaysia.

Tags :
Kategori :

Terkait