Pabrik Bio-CNG di Muara Wahau, Kutim Beroperasi September

Kamis 27-08-2020,11:21 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

BALIKPAPAN – Pabrik Bio-Compressed Natural Gas (Bio-CNG) di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur siap beroperasi September 2020. Saat ini pembangunan telah memasuki finalisasi instalasi.

Pabrik dibangun oleh PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). Yaitu perusahaan yang bergerak di bidang industri kelapa sawit dan produk kayu. Perseroan memiliki perkebunan kelapa sawit dengan lahan tertanam 112.450 hektare. Dengan 10 pabrik kelapa sawit yang memiliki kapasitas 570 ton per jam, untuk mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi CPO.

Pembangunan pabrik dimulai sejak Desember 2018. Pabrik Bio-CNG tersebut memiliki kapasitas 280 m3 per jam. Yang menghasilkan output listrik sebesar 1,2 Megawatt.

Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk Andrianto Oetomo mengatakan, pembangunan pabrik sempat terhenti pada kuartal I tahun ini akibat pandemi COVID-19. Sehubungan dengan adanya pembatasan aktivitas keluar masuknya wilayah kebun.

“Saat ini kami sedang dalam tahap finalisasi instalasi pabrik Bio-CNG tersebut dan ditargetkan akan segera commissioning pada September 2020,” kata Andrianto Oetomo dalam Press Conference Public Expose Live 2020, Senin 24 Agustus 2020.

Pembangunan Bio-CNG Plant ini merupakan salah satu perwujudan nyata dari kebijakan sustainability perseroan. Dengan memberdayakan limbah cair atau palm oil mill effluent (POME) yang mengandung gas metana (CH4). Perseroan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang berdampak buruk terhadap lingkungan.

Melalui proses konversi gas metana menjadi energi listrik serta gas likuid dalam tabung atau Bio-Compressed Natural Gas (Bio-CNG). Pemanfaatan POME yang berasal dari 1 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas 60 ton TBS per jam. Akan menghemat penggunaan solar hingga 2 juta liter per tahun sebagai pengganti bahan bakar solar di PKS, perumahan karyawan maupun sarana transportasi.

Ia menyebut pada tahun depan, perseroan berencana membangun pabrik Bio-CNG berikutnya. Dengan kapasitas yang jauh lebih besar karena memanfaatkan POME dari 2 PKS dengan kapasitas 2x60 ton TBS per jam. Sehingga penghematan biaya energi akan semakin signifikan.

Dengan pemanfaatan Bio-CNG ini, cangkang atau Palm Kernel Shell yang tadinya dijadikan bahan bakar pada Kernel Crushing Plant (KCP). Juga dapat diproses menjadi biomas untuk diekspor ke Jepang. “Sehingga menghasilkan tambahan pendapatan bagi perseroan,” terangnya.

Sementara itu, menyinggung soal kinerja semester I 2020, Andrianto Oetomo menjelaskan kinerja operasional maupun finansial cukup memuaskan. Perseroan mencatat nilai penjualan sebesar Rp 3,15 triliun, naik 22% dibandingkan tahun lalu. Dari jumlah tersebut, penjualan kelapa sawit mencapai Rp 2,66 triliun atau memberikan kontribusi sekitar 84%.

Penjualan segmen usaha kelapa sawit tersebut mengalami kenaikan sebesar 26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Yang didorong oleh kenaikan harga rata-rata CPO perseroan sebesar 23% menjadi Rp 7,8 juta per ton dibandingkan semester I tahun lalu sebesar Rp 6,4 juta per ton.

Sepanjang tahun ini harga CPO cenderung tinggi. Meskipun harga CPO di KPB Medan pada kuartal II-2020 sempat merosot jauh di bawah level Rp 7 juta per ton. Akibat turunnya permintaan sebagai dampak pandemi COVID-19 di beberapa negara. “Kami optimistis tren kenaikan harga CPO tersebut akan terus berlanjut sampai akhir tahun seiring dengan kembalinya aktivitas ekonomi di beberapa negara setelah sebelumnya lock down,” ujar Andrianto.

Pada semester I 2020, perseroan mencatat perolehan EBITDA sebesar Rp 690 miliar. Naik 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan margin EBITDA sebesar 22%. Relatif sama dengan margin EBITDA pada semester I tahun lalu. Sedangkan laba bersih semester I tercatat sebesar Rp 180 miliar naik 163% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi operasional, selama enam bulan pertama 2020, produksi CPO mencapai 312 ribu ton. Naik 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perseroan berhasil meningkatkan kinerja pabrik kelapa sawit dengan peroleh Oil Extraction Rate (OER) sebesar 24,09% dibandingkan tahun lalu sebesar 22,99%.

Tags :
Kategori :

Terkait