BULIKALAK

Sabtu 15-08-2020,09:11 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Ronald Lolang menunjukkan bunga yang diketahui Rafflesia ditemukan di hutan Kampung Teluk Sumbang.

Tanjung Redeb, Disway - Aroma busuk menyengat, menusuk di saluran pernapasan Simangun malam itu. Langkahnya terhenti, mencari sumber bau yang ternyata berasal dari bunga dengan kelopak besar berwarna oranye. Bunga itu kemudian disebut Bulikalak (Rafflesia).

Simangun malam itu berburu. Dia merupakan warga Suku Dayak Basap, penghuni ujung hidung Pulau Kalimantan, yang kini bernama Kampung Teluk Sumbang, Kecamatan Bidukbiduk-Kabupaten Berau. Dia hidup sebelum Belanda masuk ke Bumi Batiwakkal, berdasarkan cerita turun-temurun nenek moyang Dayak Basap.

Bulikalak sejatinya bunga Rafflesia, nama itu diberikan orang Dayak Basap, yang berarti tempat lahirnya asupanting (anjing peliharaan jin). Asal muasalnya, karena Simangun pertama kali melihat asupanting lahir di Rafflesia malam itu.

Simangun tak hanya melihat asupanting, juga perawakan tinggi besar seperti monyet, yang mitosnya sedang menunggu kelahiran anjing itu dalam bunga Rafflesia.

Asupanting, katanya mirip dengan anjing pada umumnya, yang membedakan adalah matanya.

Sejak itulah, orang Dayak Basap tak berani mendekati bunga Rafflesia, ketika melihatnya mekar. Terutama saat berburu di malam hari.

“Itu cerita nenek moyang kami turun temurun, kalau dulu banyak yang takut mendekati Bulikalak,” ungkap Serikat, warga suku Dayak Basap Kampung Teluk Sumbang.

Tags :
Kategori :

Terkait