OLEH: CHEHOB HELMI
Ibu saya terlihat antusias. Setelah saya bercerita soal program lampu penerangan jalan umum. Yang akan dilaksanakan Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas'ud (AGM). Yang akan dimulai dari Desa Sesulu hingga Kecamatan Babulu. Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Longkali. Milik Kabupaten Paser.
Maklum. Ibu saya memang berasal dari sana. Dari Desa Labangka. Kecamatan Babulu. Tentu ini bukan sekadar kabar baik untuk ibu saya. Tapi juga untuk masyarakat yang telah lama “menikmati” gelapnya jalanan saat malam.
Hanya lampu-lampu dari rumah masing-masing warga sebagai penerang. Juga ada tiang-tiang dari kayu ulin. Yang dipasang untuk menggantung lampu. Pun kalau ada masyarakat yang inisiatif memasang lampu sendiri. Di depan halaman rumah masing-masing. Yang biasanya rumahnya agak menjorok ke dalam. Agar tidak terlihat gelap.
Ada juga yang benar-benar gelap. Karena masih belum ada rumah penduduk. Seperti di Gunung Primi. Yang selain berpotensi menyebabkan kecelakaan. Juga rawan kejahatan.
PPU harus berkembang. Itu kata AGM. Sebutan untuk sang Bupati. Ketika saya kunjungi Kamis kemarin. Di sela-sela kesibukannya yang sangat padat.
Wajar kalau AGM punya hasrat seperti itu. Karena memang PPU terlihat seksi saat ini. Setelah Presiden Jokowi memilihnya sebagai ibu kota negara (IKN) yang baru. Semua mata jadi tertuju ke sana. Bukan hanya mata di dalam negeri. Mata luar negeri juga. Apalagi kondisi geografisnya sangat indah. Berhadapan langsung dengan Teluk Balikpapan. Anda lihat saja design pemenang sayembara IKN. Yang bernama Nagara Rimba Nusantara. Seperti kota di dalam hutan. Akan terlihat lucu kalau daerah sekitarnya, sebagai penyangga ibu kota, masih seperti sekarang.
Sang Bupati terlihat siap mewujudkan itu. Contohnya AGM menjanjikan. Atau lebih tepatnya mempersilakan kami di awal tahun depan untuk meng-explore Jenebora. Salah satu kelurahan di PPU. Yang konon kabarnya merupakan cikal bakal berdirinya Kota Balikpapan sekarang. “Awal tahun depan deh. Bisa di-explore. Saat ini lagi kami siapin semua. Termasuk dermaganya,” ujar AGM.
Tentu saya jadi penasaran. Ingin melihat langsung bagaimana kondisinya nanti. Apakah akan semanis bolu Jenebora?
“Semua wilayah PPU memang harus berkembang. Dan hasilnya harus dinikmatin masyarakat,” katanya lagi.
Tapi bukan berarti AGM hanya sekadar membangun. Ada aturan ketat. Kita tidak akan pernah melihat tambang batu bara di PPU. Karena memang dilarangnya. Salah satu raksasa properti Tanah Air pun pernah ditolaknya untuk membeli ribuan hektare tanah. Padahal angka yang ditawarkan sangat fantastis. “Bukan menolak,” katanya. “Tapi lebih memberikan kesempatan kepada masyarakat PPU sendiri untuk berkembang. Agar tidak terpinggirkan,” ucapnya.
Dunia Pendidikan juga mendapat perhatian khusus. Dengan memberikan seragam sekolah gratis kepada seluruh siswa. Mulai PAUD hingga SMA/SMK. Mulai sekolah negeri hingga swasta. Sudah pasti anak-anak di daerah lain iri. Pun penyediaan air bersih. Yang masuk program utamanya.
Terakhir, AGM menjelaskan soal IKN. Mulai keinginannya yang ingin seperti Kota Maastricht di Belanda. Yang terkenal dengan wisata kapalnya. Hingga mobil terbang yang menurut saya menarik. Karena terlihat sangat modern. Bahkan futuristik. Dan AGM siap mewujudkannya. Bukan hanya mobil terbang. AGM juga terlihat sangat siap. Untuk membawa PPU terbang. Sangat tinggi. Ke se-antero Nusantara. (*)