Kehutanan dan Pariwisata Kaltim Potensial Dikembangkan

Selasa 11-08-2020,22:02 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Profesor Eny Rochaida

Samarinda, nomorsatukaltim.com- Pengamat ekonomi Kaltim dari kalangan akademisi, Profesor Eny Rochaida menilai kekayaan sumber daya alam (SDA) Bumi Etam dapat menjadi kutukan. Apabila tidak dapat memanfaatkan secara bijak. "Itukan sudah disadari sejak lama," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulawarman (Unmul) ini.

Menurut Eny, sektor ekonomi yang ideal untuk dikembangkan adalah produk industri kehutanan. Baik kayu mau pun hasil hutan bukan kayu. Komoditas ini, dinilai sebagai struktur ekonomi yang tahan banting. Karena merupakan renewable resource atau SDA terbarukan.

Apalagi, kebutuhan akan produk ini dinilai memiliki prospek yang bagus. Karena dibutuhkan pada dunia industri.  "Jadi ada forward linkage-nya," sambung Eny.

Berita terkait:

Mengembalikan Kejayaan Kayu

Sementara saat ini, sektor ekonomi Kaltim didominasi oleh pertambangan batu bara dan migas. Sektor ini mendominasi hingga 45 persen pendapatan PDRB Kaltim. Padahal industri migas dan batu bara sebagai unrenewable resource, kata Eny, suatu saat nanti akan habis.

Jika tidak segera melakukan lompatan ke industri atau jasa maka dapat terjadi kutukan SDA. Di mana daerah cenderung mengeksploitasi tanpa memperhatikan peluang ekonomi lain. "Kita punya beberapa kawasan industri yang belum optimal dimanfaatkan. terpendam dalam perencanaan saja," kritiknya.

Ia menyarankan pemerintah daerah untuk secepatnya memanfaatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sudah terbangun. Seperti Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan. KEK Buluminung di Penajam Paser Utara. Dan Maloy Batuta Trans Kalimatan (MBTK) di Kutai Timur.

Selain itu, Eny menyebut sektor pariwisata juga menjadi salah satu sektor potensial untuk dikembangkan. Sebagai sumber pendapatan ekonomi baru. Apalagi, Kaltim memiliki banyak daerah yang memiliki keindahan wisata alam. Baik di darat maupun di laut. Kepulauan Derawan contohnya. Yang sudah dikenal luas hingga ke mancanegara.

Meski saat ini, sektor pariwisata terdampak karena pandemi. Namun, ke depan, sektor pariwisata dapat menjadi tulang punggung perekonomian Kaltim. Apalagi dengan banyaknya industri ikutan yang akan menjadi multiplier effect dari sektor pariwisata. Seperti industri akomodasi, transportasi, dan ekonomi kreatif lain. Terutama di bidang kuliner dan kerajinan.

"Kaltim harus melihat peluang ini. Jika memang ingin terlepas dari ketergantungan ekonomi dari sektor pertambangan," pungkasnya. (krv/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait