Melestarikan Warisan Budaya, Tulak Bala di Talisayan Jadi Daya Tarik Wisata Pesisir Berau
Wakil Bupati Kabupaten Berau, Gamalis saat melakukan prosesi penyiraman air linjuang kepada perwakilan anak-anak kampung.-istimewa-Prokopim Pemkab Berau

Spanduk Prokopim Pemkab Berau 2025--
BERAU, NOMORSATUKALTIM – Kampung Talisayan, Kecamatan Talisayan, terus menghidupkan tradisi Tulak Bala atau Buang Nahas.
Ritual tahunan ini bukan sekadar upacara adat, melainkan wujud nyata masyarakat menjaga warisan leluhur sekaligus meningkatkan citra pariwisata pesisir Kabupaten Berau.
Acara yang digelar setiap bulan Safar dalam kalender Hijriah kini telah menjadi bagian dari kalender event wisata Kabupaten Berau.
Prosesi Buang Nahas menampilkan momen unik, seperti penyiraman air linjuang kepada perwakilan anak-anak kampung yang dibacakan doa, simbolisasi harapan akan keselamatan dan keberkahan bagi seluruh warga.
Wakil Bupati Kabupaten Berau, Gamalis, yang ikut hadir dalam prosesi tersebut didampingi Ketua TP PKK Berau, Sri Aslinda Gamalis memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat Talisayan yang masih konsisten melestarikan tradisi Tulak Bala.
Menurutnya, ritual adat berikutnya ini sangat penting agar nilai-nilai budaya terus hidup dan dipertahankan hingga generasi mendatang.
“Tradisi Tulak Bala yang digelar setiap tahun menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat. Melalui prosesi ini, mereka menyampaikan harapan agar selalu terjaga keselamatan dan dijauhkan dari segala bahaya,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa adat yang diwariskan secara turun-temurun ini bukan sekadar simbol budaya, melainkan juga menjadi aset strategi bagi daerah Bumi Batiwakal.
Dengan terus melanjutkan tradisi ini, masyarakat tidak hanya mengembangkan identitas, tetapi juga berkesempatan memanfaatkan nilai-nilai budaya untuk mendukung pariwisata dan membuka peluang ekonomi baru.
“Pelestarian warisan leluhur ini sangat penting. Jika dikembangkan dengan baik, tradisi ini bisa menjadi ikon Berau sekaligus memperkuat sektor pariwisata, sehingga berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kampung Talisayan, Ali Wardana, menegaskan bahwa Tulak Bala merupakan warisan budaya yang telah dijaga secara turun-temurun.
Tradisi ini tidak hanya menjadi ungkapan rasa syukur masyarakat, tetapi juga berfungsi sebagai sarana mempererat hubungan sosial dan memperkuat hubungan antar warga.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
