150 Pemuda Bontang Ikuti Bimtek Menjadi Konten Kreator
Puluhan peserta dari Bontang mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) “Bijak dalam Bermedia Sosial dan Menjadi Konten Kreator yang Positif” pada Selasa (8/7/2025). (Dok: Dispora Kaltim)--

1 Banner Dispora Kaltim 2025-(Foto/ Istimewa)-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Sebanyak 150 pemuda berusia 16 hingga 30 tahun dari Bontang mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) “Bijak dalam Bermedia Sosial dan Menjadi Konten Kreator yang Positif”, Selasa (8/7/2025), di aula SLB Kota Bontang.
Hal ini adalah langkah konkret Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur dalam membekali generasi muda dengan literasi digital yang krusial.
Para peserta dibekali pemahaman mendalam tentang cara berinteraksi secara sehat di media sosial, serta diajarkan teknik menciptakan konten digital yang tak hanya menarik, tapi juga bernilai edukatif dan konstruktif.
Hasbar Mara, Analis Kebijakan Ahli Muda Dispora Kaltim, menekankan bahwa media sosial adalah ruang ekspresi yang berpotensi besar, namun juga menyimpan risiko jika tidak dikelola dengan bijak.
"Media sosial adalah ruang terbuka yang dapat menciptakan dampak positif maupun negatif. Oleh karena itu, generasi muda harus dibekali dengan etika dan kemampuan literasi informasi agar mampu menyaring dan memproduksi konten yang bermanfaat,” ujar Hasbar.
Hasbar menambahkan, pemuda kini tak hanya berperan sebagai konsumen informasi di dunia maya, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar sebagai produsen konten. Setiap unggahan, katanya, memiliki dampak signifikan terhadap persepsi dan opini publik.
"Setiap unggahan memiliki kekuatan untuk membangun atau justru merusak. Pemuda harus memahami bahwa tanggung jawab mereka melipatgandakan. Yakni, menyaring informasi yang diterima dan memastikan apa yang diedarkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Program Bimtek ini dirancang Dispora Kaltim untuk menjangkau lebih luas, yakni seluruh kabupaten dan kota di Kaltim.
Dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi dan karakter daerah, pelatihan ini diharapkan lebih aplikatif dan mudah diterapkan oleh peserta dalam kehidupan digital mereka sehari-hari.
“Kami tidak ingin hanya memberikan teori. Yang terpenting adalah bagaimana para peserta mampu menerapkan apa yang mereka pelajari untuk menjadi agen perubahan, baik di lingkungannya maupun di ruang digital,” ungkap Hasbar. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
