Bankaltimtara

Pengunjung Lokasi Wisata di PPU setelah Lebaran 1446 H Melonjak Drastis

Pengunjung Lokasi Wisata di PPU setelah Lebaran 1446 H Melonjak Drastis

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Andi Israwati Latief.-ist--


Banner PPU 2025--

PENAJAM, NOMORSATUKALTIM– Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Andi Israwati Latief, akan segera melakukan evaluasi terhadap tata kelola destinasi wisata pantai di wilayahnya, menyusul lonjakan signifikan jumlah pengunjung pasca perayaan Idulfitri 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.

Sejumlah objek wisata unggulan, seperti Pantai Tanjung Jumlai dan Pantai Nipahnipah di Kecamatan Penajam, menjadi magnet utama wisatawan lokal maupun luar daerah selama libur Lebaran. Antrean panjang kendaraan pun tak terhindarkan, mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang cukup parah.

Kemacetan paling terasa terjadi pada hari kedua Lebaran, Selasa 1 April 2025, terutama di ruas jalan trans Kalimantan Timur–Kalimantan Selatan menuju Pantai Tanjung Jumlai.

Kendaraan mengular hingga beberapa kilometer, mulai dari depan Kantor Kecamatan Waru hingga belokan menuju pantai tersebut. Jarak sejauh 7,9 kilometer yang biasanya dapat ditempuh dalam 14 menit, pada hari itu memakan waktu hampir dua jam.

Pengaturan Lalu Lintas dan Pengamanan

Guna mengurai kepadatan kendaraan, personel dari Kepolisian Resor PPU, Dinas Perhubungan (Dishub), serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dikerahkan ke lapangan. Mereka mengatur arus lalu lintas agar tetap kondusif, khususnya di sekitar Pos Komando Operasi Ketupat Mahakam 2025.

Setelah melewati titik belokan menuju kawasan pantai, arus kendaraan berangsur normal seiring dengan terurainya kemacetan.

“Antusiasme masyarakat sangat tinggi setiap tahun saat libur Lebaran. Ini memang sudah menjadi tradisi tahunan warga untuk bersilaturahmi di tempat wisata, terutama pantai,” ujar Andi Israwati Latief.

Destinasi Favorit dan Dampak Sosial Ekonomi

Pantai Tanjung Jumlai menawarkan panorama alam yang memesona dengan deburan ombak dan hamparan pasir putih, menjadikannya tempat favorit bagi masyarakat untuk berkumpul dan menikmati suasana pantai.

Sementara itu, Pantai Nipahnipah juga tidak kalah menarik, menyuguhkan pemandangan Kota Balikpapan yang terlihat indah di seberang lautan.

Lonjakan pengunjung ini memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi pelaku UMKM dan pedagang kaki lima di sekitar kawasan wisata. Beragam produk makanan, minuman, dan suvenir laris manis dibeli pengunjung, menghidupkan ekonomi lokal selama masa libur panjang.

Namun demikian, Disparbud PPU juga menerima berbagai keluhan terkait fasilitas pendukung, terutama persoalan parkir kendaraan yang semrawut dan tidak tertata dengan baik.

Evaluasi dan Solusi Jangka Pendek

“Lonjakan pengunjung tentu sangat positif dari sisi ekonomi, tapi kami juga menerima banyak masukan dari masyarakat soal parkir yang tidak terkelola dengan baik. Ini menjadi perhatian serius kami untuk dievaluasi,” ungkap Andi.

Sebagai langkah awal, Disparbud PPU akan berkoordinasi dengan Dishub, Satpol PP, serta pemerintah kecamatan untuk melakukan penataan ulang manajemen lalu lintas dan area parkir di objek wisata, khususnya saat masa kunjungan tinggi seperti hari raya.

Rencana Jangka Panjang Pengembangan Wisata

Lebih lanjut, Andi Israwati Latief menegaskan bahwa pihaknya tengah menyusun rencana pengembangan wisata berkelanjutan yang mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan kapasitas infrastruktur.

“Kami ingin ke depan Pantai Tanjung Jumlai dan Pantai Nipahnipah tidak hanya menjadi destinasi musiman, tetapi bisa berkembang menjadi kawasan wisata unggulan yang ramah lingkungan dan nyaman bagi semua kalangan,” tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: