Bankaltimtara

Aktivitas UMKM Melejit, Stok Gas LPG 3 Kg di Kukar Malah Menipis

Aktivitas UMKM Melejit, Stok Gas LPG 3 Kg di Kukar Malah Menipis

Plt. Kepala Disprendag Kukar, Sayyid Fathullah, di tengah warga yang sedang antre gas LPG 3 Kg di Tenggarong, Kukar.-Ari Rachiem.--


Banner Diskominfo Kukar 2025 Rev--

KUKAR, NOMORSATUKALTIM – Aktivitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan pusat Kota Tenggarong meningkat tajam dalam enam bulan terakhir. Hal ini turut mendorong lonjakan permintaan gas LPG bersubsidi tabung 3 kilogram.

Fenomena tersebut disoroti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Kartanegara karena berdampak langsung terhadap ketersediaan gas melon di masyarakat.

“UMKM itu memang berhak menggunakan LPG 3 kg, dan sekarang aktivitas mereka meningkat cukup pesat. Ini otomatis meningkatkan permintaan gas, khususnya di Tenggarong,” ujar Plt. Kepala Disperindag Kukar, Sayyid Fathullah, Minggu 15 Juni 2025.

Sayyid menjelaskan, meningkatnya konsumsi LPG 3 kilogram di Tenggarong dipicu oleh banyaknya pelaku usaha kuliner dan pedagang kaki lima yang menjamur di sejumlah titik keramaian.

Salah satunya adalah kawasan Titik Nol depan Museum Mulawarman, yang kini hampir setiap malam dipadati UMKM.

Ia menambahkan, dua agenda rutin yang digelar setiap pekan seperti Car Free Day (CFD) setiap Minggu dan SOE (Street on Entertainment) tiap malam Minggu, turut berkontribusi dalam tingginya permintaan terhadap gas subsidi tersebut.

Namun, di tengah pertumbuhan positif sektor UMKM, pemerintah justru menerapkan kebijakan pengurangan kuota gas LPG 3 kilogram untuk Provinsi Kalimantan Timur sebesar 30 persen pada tahun 2025. Kebijakan ini dinilai tidak selaras dengan realitas di lapangan.

“Ini ironis. Di satu sisi, UMKM kita tumbuh, tapi kuotanya justru dipotong. Informasinya tahun 2024 ada kelebihan sekitar 30 persen, dan itu dialihkan ke Kalteng. Sekarang kami sedang mengupayakan agar kuota yang dipotong itu dikembalikan ke Kaltim,” tegasnya.

Menurutnya, pengurangan kuota tersebut menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kelangkaan gas melon di sejumlah wilayah di Kutai Kartanegara. Selain harga gas yang naik, masyarakat juga kesulitan mendapatkan pasokan secara merata.

“Kondisi sekarang, ya langka, kosong, mahal. Karena memang kebutuhan naik tajam. Fakta di lapangan, UMKM kita memang meningkat,” imbuhnya.

Dalam menyikapi situasi ini, Sayyid mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam penggunaan gas LPG bersubsidi. Ia menekankan bahwa gas 3 kilogram diperuntukkan bagi masyarakat tidak mampu dan pelaku UMKM yang benar-benar berhak.

“Kami minta masyarakat yang ekonominya mampu agar menggunakan tabung gas non subsidi. Jangan sampai hak masyarakat kecil dan pelaku usaha yang berhak justru terganggu,” ucapnya.

Ia juga berharap adanya evaluasi dari pemerintah pusat terhadap distribusi kuota LPG agar disesuaikan dengan perkembangan kondisi ekonomi daerah, khususnya yang ditopang oleh geliat UMKM yang semakin signifikan. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: