Martina Wau Harap Pemerintah Perhatikan Kondisi Kesehatan dan Pendidikan di Wilayah Perbatasan Mahulu
Anggota DPRD Mahulu, Wartina Wau saat melaksanakan reses masa sidang III di wilayah perbatasan Mahulu. -istimewa-
MAHULU, NOMORSATUKALTIM- Anggota DPRD Mahulu, Martina Wau menyoroti kondisi sektor kesehatan dan pendidikan di wilayah kampung perbatasan Mahulu.
Politisi Gerindra ini mengaku telah banyak menerima aspirasi masyarakat setempat dalam kegiatan reses masa sidang III beberapa waktu lalu.
Menurutnya, aspirasi yang paling dominan disampaikan yakni perlunya perhatian serius pemerintah pada sektor kesehatan dan pendidikan.
Menyusul sektor infrastruktur dasar lainnya seperti jalan dan jembatan, jaringan telekomunikasi dan listrik.
BACA JUGA: Fraksi DPRD Mahulu Dorong Pemerintah Maksimalkan Pendapatan Daerah
“Seperti di Kampung Long Apari dan Noha Tivab itu kesehatan dan pendidikan. Kalau pendidikan lebih ke sarana dan prasarananya sangat terbatas di sana. Kesehatan juga sangat kurang,” ujar Martina Wau saat diwawancara NOMORSATUKALTIM, Rabu 12 November 2025.
Sekretaris Komisi III DPRD Mahulu ini mengatakan bahwa, meskipun setiap kampung di wilayah perbatasan telah disediakan Puskesmas Pembantu (Pustu), namun ketersediaan tenaga kesehatan masih sangat terbatas.
Kemudian ketersediaan obat-obatan juga menjadi persoalan tersendiri, karena sering kali kehabisan stok.
Akibatnya, masyarakat setempat seringkali mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, terlebih saat kondisi darurat.
BACA JUGA: Bupati Angela Kagum dengan Semangat Sekolah Anak-anak di Perbatasan Mahulu di Tengah Keterbatasan
“Jadi memang sangat terbatas. Bahkan ketika orang tua itu ke Pustu mereka cuma sekadar diperiksa, terus dikasih resep untuk beli obat sendiri,” ungkapnya.
Kemudian pada sektor pendidikan juga memiliki persoalan tersendiri, masih banyak sarana dan prasarana di beberapa sekolah yang belum lengkap, termasuk akses jalan menuju sekolah yang sungguh mengkhawatirkan.
Selain itu, warga Kampung Long Apari juga mengharapkan perhatian pemerintah pada pemeliharaan jembatan penyeberangan di wilayah tersebut yang sudah banyak rusak pada bagian lantai.
Kemudian di Kampung Noha Tivab, warga setempat mengharapkan perlunya pembangunan turap di pinggir sungai, sebab kawasan kampung selalu terkikis air Mahakam.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
