Bankaltimtara

Infrastruktur Jalan Belum Merata, Mobilitas Warga Kutai Barat Terkendala

Infrastruktur Jalan Belum Merata, Mobilitas Warga Kutai Barat Terkendala

Kondisi jalan rusak berlumpur di Kecamatan Bentian Besar.-istimewa-

KUTAI BARAT, NOMORSATUKALTIM Anggota DPRD Kabupaten Kutai Barat, Aula, menilai pemerataan pembangunan di sejumlah wilayah masih perlu diperkuat agar manfaatnya dapat dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat.

Ia menyoroti perlunya peningkatan infrastruktur dasar, terutama jalan penghubung antar kampung di Daerah Pemilihan (Dapil) III yang mencakup Kecamatan Bongan, Jempang, Siluq Ngurai, Muara Lawa, dan Bentian Besar.

Menurut Aula, sejak Kabupaten Kutai Barat berdiri pada tahun 1999, daerah ini telah menunjukkan banyak kemajuan di berbagai bidang.

Berbagai pembangunan infrastruktur dan layanan publik telah berjalan dan dirasakan oleh masyarakat.

BACA JUGA:Bupati Angela Lepas Puluhan Kontingen POPDA XVII, Siap Harumkan Nama Mahulu

Namun, katanya, masih ada sejumlah daerah yang kondisinya belum seimbang dengan wilayah lainnya.

“Secara umum kita patut bersyukur karena pembangunan terus berjalan dan sudah banyak hasilnya yang bisa dirasakan masyarakat. Namun di lapangan masih ada beberapa wilayah yang perlu mendapat perhatian lebih, terutama soal akses jalan antar kampung yang belum memadai,” ujar Aula, Jumat 7 November 2025.

Politisi dari Partai Hanura tersebut menjelaskan, kondisi infrastruktur yang belum merata di beberapa kampung menjadi salah satu faktor penghambat aktivitas ekonomi masyarakat.

Akses jalan yang rusak dan sulit dilalui menghambat warga dalam mengangkut hasil pertanian maupun memenuhi kebutuhan sehari-hari.

BACA JUGA:BNN Kaltim Mulai Bersih-Bersih di Lambung Mangkurat Usai 43 Orang Positif Tes Narkoba

“Kalau jalan belum baik, otomatis kegiatan masyarakat juga ikut terganggu. Apalagi bagi mereka yang bergantung pada hasil bumi, tentu butuh akses yang lancar agar bisa menjual hasilnya,” katanya.

Ia mencontohkan, beberapa kampung seperti Lemper dan Draya masih menghadapi kendala tersebut.

Menurut Aula, meskipun wilayah itu tergolong kecil dan jauh dari pusat kecamatan, namun tetap menjadi bagian dari tanggung jawab bersama dalam pembangunan daerah.

“Contohnya di Kampung Lemper dan Draya, kondisinya sangat tertinggal. Walaupun kecil, mereka tetap bagian dari Kutai Barat yang perlu diperhatikan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: