Dinamika Harga Pangan Balikpapan: Semangka dan Kangkung Naik, Bawang Merah, Ikan Layang Turun

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Pergerakan harga pangan di Kota Balikpapan pada Oktober 2025 menunjukkan dinamika yang berbeda antar komoditas.

Komoditas tertentu mengalami kenaikan harga akibat keterbatasan pasokan.

Sementara lainnya bergerak turun karena peningkatan produksi dan distribusi di daerah sentra.

Kondisi tersebut tercermin pada kontribusi berlawanan dari kelompok pangan terhadap inflasi dan deflasi pada bulan tersebut.

Berdasarkan penjelasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya memberikan andil inflasi terbesar pada Oktober.

BACA JUGA:Inflasi Kutim Terkendali, Roadmap TPID Dinilai Efektif

Namun Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau justru menjadi penahan laju inflasi dengan kontribusi deflasi.

"Pada bulan Oktober, beberapa komoditas hortikultura mengalami kenaikan harga karena pasokan berkurang akibat curah hujan di daerah sentra produksi. Namun, sejumlah komoditas lain justru menunjukkan penurunan harga akibat musim panen dan peningkatan hasil produksi," urai Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi, dalam pernyataan resmi.

Salah satu komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah semangka.

Penyebabnya yaitu keterbatasan pasokan dari wilayah Jawa sebagai sentra penghasil utama.

"Pasokan semangka dari Jawa menurun karena cuaca basah berkepanjangan menahan pertumbuhan dan proses panen. Kondisi tersebut menurunkan volume pasokan yang masuk ke Balikpapan," terangnya.

BACA JUGA:11 Tahun dengan Gerobak Pentol Ojo Lali di Kutai Barat, Hadi Suwito Raup Jutaan Rupiah Tiap Bulan

Hal serupa terjadi pada kangkung. Berbeda dengan semangka yang didatangkan dari luar daerah, kangkung di Balikpapan umumnya dipasok dari produksi lokal dan sekitar wilayah pesisir.

Adapun, curah hujan tinggi turut berdampak pada kondisi lahan tanam.

Sumber: