Bankaltimtara

DTPHP Kutim Perkenalkan Teknologi Padi Apung untuk Atasi Lahan Rawan Banjir

DTPHP Kutim Perkenalkan Teknologi Padi Apung untuk Atasi Lahan Rawan Banjir

Teknologi padi apung hadir sebagai terobosan pertanian modern untuk menjawab tantangan budidaya di lahan rawa dan daerah rawan banjir.-(Disway Kaltim/ Sakiya) -

KUTAI TIMUR, NOMORSATUKALTIM - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) terus berinovasi dalam pengembangan sektor pertanian. 

Salah satu inovasi terbaru yang tengah diperkenalkan adalah teknologi padi apung, sebuah metode budidaya tanaman pangan yang dirancang untuk menjawab tantangan pertanian di wilayah rawan banjir dan lahan rawa.

Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPHP Kutai Timur, Dessy Wahyu Fitrisia, mengungkapkan bahwa teknologi padi apung mulai diperkenalkan kepada masyarakat melalui ajang Food Kutim Expo beberapa waktu lalu.

Dalam pameran tersebut, dinas menampilkan konsep dan contoh penerapan padi apung sebagai alternatif pertanian di daerah yang sering tergenang air.

BACA JUGA: Program Tanam Padi 10 Hektare di Mahulu belum Maksimal, Kendala Teknis Masih Mendominasi

“Teknologi padi apung ini sedang kita perkenalkan dan coba uji di Kutai Timur. Kita tahu bahwa banyak wilayah di Kutim yang memiliki lahan rawa dan juga rawan banjir. Jadi, teknologi ini bisa menjadi solusi agar petani tetap bisa menanam meski kondisi lahannya tidak memungkinkan untuk sawah konvensional,” jelas Dessy.

Ia menuturkan bahwa konsep padi apung sebenarnya merupakan bentuk adaptasi terhadap perubahan iklim dan kondisi geografis daerah.

Dengan sistem ini, tanaman padi tidak lagi ditanam langsung di tanah, melainkan di atas media apung yang diletakkan di permukaan air, sehingga mampu bertahan di wilayah yang tergenang.

Menurut Dessy, teknologi tersebut sudah mulai diuji secara terbatas di Kecamatan Bengalon. Namun, lahan yang digunakan masih relatif kecil karena tahapannya masih berupa perkenalan dan percobaan awal.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Siapkan 161.993 Ton Pupuk untuk Musim Tanam Oktober–Maret

“Untuk saat ini, uji coba padi apung baru dilakukan di Bengalon. Masih dalam skala kecil, tapi hasilnya cukup menjanjikan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ke depan, Dinas Tanaman Pangan berencana memperluas uji coba ke beberapa wilayah lain yang memiliki karakteristik lahan serupa. Dengan begitu, teknologi ini bisa diterapkan lebih luas dan memberi manfaat bagi petani di daerah yang sering terdampak banjir musiman.

“Kami berharap tahun depan sudah bisa kita uji coba di beberapa lokasi lain. Targetnya di daerah-daerah yang memang rawa dan sering tergenang air, supaya petani di sana tetap bisa berproduksi tanpa khawatir gagal panen,” tambahnya.

Dessy menjelaskan, secara teknis padi apung tidak jauh berbeda dengan padi konvensional dalam hal varietas. Perbedaannya terletak pada media tanam, bukan jenis padinya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: