Bankaltimtara

Sunnah Menggunakan Parfum; Jangan Anggap Remeh Bau Badan

Sunnah Menggunakan Parfum; Jangan Anggap Remeh Bau Badan

Ilustrasi menggunakan parfum-freepik-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Persoalan bau badan jangan dianggap remeh. Memiliki bau badan tidak sedap justru akan menjadi masalah sosial di kemudian hari.

Salah satu survei menyebutkan, 9 dari 10 orang lebih memilih diam saat mencium bau badan tidak sedap.

Walau demikian, mereka biasanya menunjukkan gestur menahan napas, mengendus parfum, atau menutup hidung, bahkan cenderung menghindari interaksi lebih lanjut.

Banyak orang enggan menegur secara langsung karena khawatir menyinggung perasaan, meskipun bau badan tersebut sampai menimbulkan pusing atau rasa tidak nyaman.

Julia Childs menyebut bahwa penggunaan deodoran adalah norma dasar masyarakat modern. Bahkan, ia menilai bau badan dapat dianggap sebagai bentuk pelanggaran batas sosial.

Lantas, bagaiaman perspektif Islam tentang bau badan? Dikutip dari nu online, bau badan menyengat bahkan bisa menjadi alasan (udzur) untuk tidak berjamaah di masjid. 

Tujuannya jelas: menjaga kenyamanan jamaah lain dan mencegah terjadinya gangguan. Syekh Bakri Syatha menegaskan:

"Udzur lainnya adalah makan makanan yang berbau menyengat seperti bawang merah, bawang putih, bawang bakung, atau lobak bagi yang suka bersendawa. Baik mentah maupun matang, selama baunya masih menyengat, maka jangan mendekati masjid. Rasulullah SAW bersabda: 

“Barang siapa makan bawang merah, bawang putih, atau bawang bakung, maka jangan sekali-kali masuk masjid, hendaknya diam di rumah. Sesungguhnya malaikat merasa terganggu sebagaimana manusia merasa terganggu.” (I’anatut Thalibin, [Beirut: Dar al-Faiha, 2020], jilid II, hlm. 98).

Bahkan, dalam konteks rumah tangga, Imam Rafi’i dan Imam Nawawi sepakat bahwa salah satu pasangan boleh melarang pasangannya mengonsumsi makanan yang dapat menimbulkan bau tidak sedap, demi menjaga kenyamanan bersama:

"Suami boleh melarang istrinya mengonsumsi bawang putih dan hal-hal lain yang berbau menyengat menurut pendapat azhar." (Yahya bin Syarf An-Nawawi, Raudhatut Thalibin, [Beirut: Al-Maktab al-Islami, 1991], jilid IX, hlm. 50; Abu al-Qasim Ar-Rafi’i, Asy-Syarhul Kabir, [Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 1997], jilid X, hlm. 18).

Islam justru sangat menganjurkan umatnya untuk tampil wangi, terutama ketika hendak beribadah berjamaah atau melaksanakan shalat Jumat.

Wewangian juga dianjurkan dalam kehidupan rumah tangga, seperti saat berhubungan suami istri, untuk mempererat kasih sayang dan kebahagiaan.

Teladan Rasulullah dalam Merawat Aroma Tubuh

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: