Sejumlah Sekolah Filial di Berau Siap Bertransformasi Jadi Sekolah Swasta
Kepala Dinas Pendidikan Berau (Disdik), Mardiatul Idalisah.-Maulidia Azwini -Disway Kaltim
BERAU, NOMORSATUKALTIM – Sejumlah sekolah filial di Kabupaten Berau mulai menunjukkan kesiapan untuk berdiri sendiri dan bertransformasi menjadi sekolah swasta.
Dinas Pendidikan Berau menyebut dorongan itu muncul dari inisiatif internal sekolah serta dukungan lingkungan sekitar, terutama di sekolah filial yang berada di kawasan seperti perkebunan sawit.
Kepala Dinas Pendidikan Berau (Disdik), Mardiatul Idalisah, mengatakan beberapa sekolah filial akan memisahkan dari sekolah induk dan bersiap menjadi sekolah swasta.
Filial tersebut berada di Sambarata, wilayah Segah, serta unit yang sebelumnya berada di bawah SDN Gunung Sari, SDN 02 Gunung Tabur, dan SDN 001 Tanjung Batu.
BACA JUGA:Siasati APBD Terbatas, Bupati Mudyat Dorong SKPD PPU Lihat Potensi Sektor Riil
Menurut Mardiatul, kesiapan tersebut tak lepas dari peran perusahaan yang selama ini membantu pengembangan fasilitas pendidikan di sekitar area operasinya.
“Ada filial yang sekolahnya justru sudah lebih bagus dari sekolah induknya karena dibantu perusahaan. Kolaborasi dengan pihak swasta ini sangat membantu,” ujarnya saat ditemui belum lama ini.
Pemerintah daerah, kata dia, membuka ruang bagi filial yang ingin berdiri sendiri.
Selama kualitas layanan pendidikan dapat dipertahankan, perubahan status menjadi sekolah swasta bukanlah persoalan.
“Kalau ada yang siap mandiri, kami sangat apresiasi. Itu menunjukkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam meningkatkan pendidikan,” katanya.
BACA JUGA:Internet Gratis dari Acehlink Bantu Jurnalis Sampaikan Informasi Terkini Bencana Aceh
Namun persoalan tenaga pengajar masih menjadi tantangan utama. Banyak guru di filial merupakan tenaga non-ASN yang direkrut dari masyarakat sekitar.
Kondisi geografis yang terpencil membuat guru dari sekolah induk tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan pulang-pergi setiap hari.
“Seperti di Semindal, yang mengajar itu rata-rata orang sekitar. Tidak mungkin guru induk tiap hari jalan jauh. Jadi di sana didominasi guru PJLP, guru non-ASN,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
